Jawa Pos

Bantuan Tunggu Pendataan Tuntas

Korban Angin Kencang di Desa Wonoplinta­han

-

SIDOARJO – Korban angin kencang di Desa Wonoplinta­han, Prambon, belum bisa segera mendapatka­n bantuan. Sebab, proses pendataan bangunan yang terdampak angin puting beliung belum tuntas. Pendataan itu ditargetka­n rampung minggu ini.

Kepastian itu disampaika­n Kepala Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwidjo Prawito. Dia menjelaska­n, hingga kini pendataan bangunan masih berlangsun­g. ”Tim di lapangan masih mendata,” jelasnya.

Sejumlah data dikumpulka­n. Misalnya, jenis kerusakan dan besar kerugian. Setelah rampung, data itu disampaika­n ke BPBD. Dengan data tersebut, BPBD akan menentukan besaran uang bantuan sosial yang bakal diterima setiap korban.

Dwidjo menyatakan, bantuan yang diterima korban berbeda-beda. Itu bergantung pada jenis kerusakan yang dialami. Rumah yang rusak berat mendapatka­n bantuan maksimal Rp 20 juta. Kerusakan sedang mendapatka­n bantuan paling banyak Rp 10 juta. Yang rusak ringan maksimal Rp 5 juta.

Berdasar data sementara, bangunan yang rusak akibat amukan angin di Wonoplinta­han mencapai 15 rumah. Perinciann­ya, 3 rumah di RT 3, RW 2, Dusun Plintahan; 8 rumah di Perumahan Griya Prambon Asri; dan 4 rumah di RT 2, RW 2, Dusun Plintahan. Tiga rumah rusak berat. Sisanya rusak ringan. Misalnya, atap hilang. Kepala BPBD Sidoarjo

Seperti diberitaka­n, angin mengamuk di Desa Wonoplinta­han, Prambon, Senin (2/4). Salah seorang warga yang menjadi korban amukan angin kencang itu adalah Rukan. Warung miliknya ambruk. Bangunan dari kayu tersebut tidak kuasa menahan berat pohon sono yang jatuh menimpanya.

Setelah kejadian tersebut, Tim Rescue Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, TNI, polisi, dan warga bergotong royong untuk membenahi atapatap rumah yang tersapu angin. Pohon yang menimpa warung Rukan dipotong.

Sementara itu, Camat Prambon Ainun Amalia mengatakan bahwa petugas kecamatan dan desa langsung melakukan pendataan. Faktanya, tim di lapangan sulit menemukan rumah yang rusak. Sebab, rumah yang rusak ringan langsung diperbaiki. Misalnya, rumah yang sebagian gentingnya hilang. Warga sudah bergotong royong membeli dan mengganti genting yang rusak. ’’Perbaikan itu dilakukan warga agar rumahnya tidak kena hujan,’’ paparnya.

Hasilnya, tim hanya mendata tiga bangunan. Dua rumah rusak berat dan satu rumah rusak ringan. Nah, untuk melengkapi data, pihaknya berjanji berkoordin­asi dengan warga dan desa. ’’Kami harus bertanya ke warga pas kejadian rumah siapa saja yang rusak,’’ ucapnya.

Selain data korban di Prambon, BPBD masih menunggu data dari tiga desa lain yang terdampak angin kencang. Yakni, Desa Semambung, Desa Sedati Gede, dan Desa Pabean.

Dwidjo mengatakan, tiga desa tersebut sebenarnya sudah mengumpulk­an data. Namun, setelah dicek, datanya belum lengkap. ”Kami minta data dilengkapi lagi. Jangan sampai ada yang terlewat,” jelasnya.

Kami minta data dilengkapi lagi. Jangan sampai ada yang terlewat.”

DWIDJO PRAWITO

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia