Akuisisi Blok Migas untuk Tambah Produksi
JAKARTA – Tidak semua investasi PT Pertamina (Persero) di mancanegara menuai kerugian. Dalam investasi di beberapa blok migas lain di luar negeri, BUMN migas itu mencatat kesuksesan dengan bendera PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP).
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation PT Pertamina Meidawati menyatakan, saat ini perseroan memiliki hak kelola di 12 negara
Ini (minyak 104 ribu barel per hari) kenaikan dari kinerja produksi dan akuisisi.’’
MEIDAWATI Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation PT Pertamina
Blok produksi terdapat di empat negara. Yakni, Iraq, Aljazair, Malaysia, dan Gabon. Ada pula blok yang masih dalam tahap eksplorasi di Kanada, Kolombia, Prancis, Italia, Myanmar, Namibia, Nigeria, serta Tanzania.
Menurut dia, pada 2017 realisasi produksi minyak dari lapangan luar negeri mencapai 104 ribu barel per hari. Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan target 92 ribu barel per hari. Sementara itu, realisasi produksi gas mencapai 275 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih tinggi daripada target 202 MMSCFD.
’’Ini kenaikan dari kinerja produksi dan akuisisi,’’ terang Meidawati kemarin (5/4).
Tahun ini Pertamina pun mematok target total produksi minyak dan gas hingga 930 ribu barel ekuivalen minyak per hari (MBOEPD). Sepanjang Januari– Maret 2018, realisasinya sudah mencapai 924 MBOEPD. ”Realisasi ini lebih tinggi dari periode yang sama 2017 sebesar 665 MBOEPD,” ungkapnya.
Kinerja positif itu membuat Pertamina kian gencar melakukan ekspansi. Tahun ini Pertamina memproses akuisisi blok migas Mansouri di Iran dengan skema government-to-government (G-to-G). Ditargetkan, kesepakatan bisa dicapai pada April ini. Blok Mansouri ditargetkan bisa memproduksi 250 ribu sampai 300 ribu barel minyak per hari.
”Insya Allah, Mei kita sign-in contract,” kata Meidawati.
Sebelumnya, Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan rencana ekspansi melalui akuisisi lapangan migas di luar negeri dengan nilai USD 16 miliar hingga 2025. Mengapa 2025 jadi patokan? Berdasar kalkulasi Pertamina, saat itu kebutuhan minyak Indonesia akan mencapai 2 juta barel per hari.
Dengan produksi dalam negeri yang terus menyusut lantaran terbatasnya cadangan minyak, pada 2025 diproyeksikan Indonesia harus mengimpor 1,5 juta barel minyak per hari. Karena itulah, produksi minyak Pertamina dari lapangan di luar negeri diharapkan bisa menjadi jaminan ketersediaan suplai minyak.
Sebagaimana diwartakan, Karen Agustiawan, mantan direktur utama Pertamina, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung. Kasus itu bermula saat Pertamina melakukan investasi non-rutin berupa akuisisi 10 persen hak partisipasi (participating interest/PI) milik ROC Oil Ltd di blok migas Basker Manta Gummy (BMG), Australia.
Akuisisi itu dilakukan anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Dalam akuisisi tersebut, Pertamina mengeluarkan dana USD 31,5 juta serta biaya-biaya yang timbul lainnya (cash call) sejumlah AUD 26,8 juta.
Dari blok BMG itu, Pertamina berharap memperoleh 812 barel minyak per hari. Namun, ternyata blok BMG hanya menghasilkan minyak mentah untuk PHE Australia Pty Ltd rata-rata 252 barel per hari. Bahkan, pada 5 November 2010 Blok BMG Australia dinyatakan ditutup oleh ROC Oil Ltd.
Produksi minyak mentah dihentikan karena lapangan tersebut tidak ekonomis. Kejagung menilai ada penyimpangan dalam pelaksanaan investasi tersebut.