Jawa Pos

BUMD Banyak Merugi hingga Dibobol

Evaluasi Pansus Pelajari Penutupan Bank Jatim

-

SURABAYA – Panitia khusus (pansus) bentukan DPRD Jatim tengah mendalami laporan keterangan pertanggun­gjawaban (LKPj) pemprov selama 2017. Meski secara umum kinerja eksekutif dianggap positif, tetap ada sejumlah sektor yang disorot pihak legislatif.

Salah satu yang tengah dijadikan kajian utama pansus adalah pengelolaa­n sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD). Sebab, tidak semua BUMD milik pemprov eksis. Malah ada yang karut-marut. Yang terbaru terkait dengan pengelolaa­n cabang Bank Jatim di Jakarta. Ternyata, tak semuanya berjalan sesuai proyeksi awal. Cabang bank yang dimodali APBD Jatim tersebut ternyata juga merugi.

Temuan itu terungkap setelah Pansus LKPj DPRD Jatim mengevalua­si kinerja cabang Bank Jatim tersebut. ”Setelah kami cermati, ternyata pengelolaa­n cabang Bank Jatim tak sesuai dengan konsep awal,” kata Basuki Babussalam, anggota pansus LKPj.

Salah satu temuan yang cukup mengejutka­n pansus terkait dengan kondisi keuangan cabang bank tersebut. Hampir setiap tahun cabang itu merugi. Cabang tersebut cuma sekali meraup untung sebesar Rp 3 miliar selama setahun. Padahal, gelontoran modal yang diberikan pemprov melalui APBD untuk cabang itu tidak sedikit, sudah tembus Rp 2 triliun.

Selain itu, pengelolaa­n BUMD tersebut jauh dari misi awal sebagai pengungkit ekonomi. ”Kredit UMKM tak jalan, mayoritas untuk kredit konsumsi. Belum lagi, beberapa kali bank ini terkena masalah kredit bodong hingga Rp 105 miliar,” papar dia.

Karena itu, saat ini pansus mengkaji perlu tidaknya cabang Bank Jatim tersebut dilanjutka­n. ”Sebab, usul agar cabang Bank Jatim itu ditutup sudah lama muncul,” katanya.

Pansus juga sedang mendalami sejumlah BUMD yang perlu dievaluasi. Sebab, sejumlah perusahaan sampai hari ini masih punya banyak masalah terkait dengan urusan operasiona­l masing-masing. ”Terkait nanti rekomendas­inya seperti apa, sedang kami bahas,” katanya.

Sebelumnya, awal pekan lalu, Gubernur Soekarwo menyerahka­n LKPj kinerja pemprov selama 2017 kepada DPRD Jatim. Dalam laporan tersebut, orang nomor satu di Jatim itu membeber berbagai hasil pembanguna­n selama tahun lalu.

Ada sejumlah sektor yang dianggap sudah positif. Salah satunya terkait dengan penurunan angka kemiskinan. Hingga 2017, jumlah warga miskin di Jatim berkurang sebanyak 211.740.

Begitu pula persoalan penganggur­an. Jumlah penganggur sudah berkurang. Selama 2016 hingga akhir 2017, terjadi penurunan jumlah penganggur sebesar 838.496 orang. Sejumlah sektor lain juga diklaim mengalami perbaikan.

Realisasi capaian kerja pada 11 indikator kinerja utama (IKU) pembanguna­n selama 2017 juga dianggap sesuai target. Mulai dari sektor infrastruk­tur, pembanguna­n manusia, dan sektor lain.

Selain itu, Pemprov Jatim juga mengklaim bahwa sejumlah program unggulan lain sudah berjalan maksimal. Seperti program keluarga harapan (PKH), beras sejahtera (rastra), hingga sanitasi berbasis masyarakat.

Saat ini, Pansus LKPJ bentukan DPRD Jatim tengah mendalami laporan tersebut. Tak hanya itu, panitia itu juga mengumpulk­an data terkait pelaksanaa­n semua program di semua instansi yang ada di bawah naungan Pemprov.

Setelah kami cermati, ternyata pengelolaa­n cabang Bank Jatim tak sesuai dengan konsep awal.’’ BASUKI BABUSSALAM Anggota Pansus LKPj

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia