Jawa Pos

Tidak Dapat Tunjangan Kinerja atau Jabatan Bergeser

-

SIDOARJO – Data serapan tahun anggaran 2018 telah terpapar. Rata-rata serapan dana oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Sidoarjo pada triwulan pertama lalu (Januari–Maret) hanya 9 persen. Bahkan, ada dinas yang serapannya belum sampai 3 persen. Padahal, idealnya paling tidak 25 persen.

Data tersebut tampaknya menjadi alarm. Jika serapan tetap melambat, dana sisa lebih perhitunga­n anggaran (silpa) bisa bengkak seperti 2017. Jumlahnya hampir mencapai Rp 1 triliun. Meski tetap tersimpan di kas daerah sebagai ’’celengan’’, secara tidak langsung, publik rugi. Sebab, proyek-proyek fisik untuk masyarakat menjadi tertunda, belum bisa dinikmati.

Tidak ingin catatan negatif itu terulang tahun ini, petinggi pemkab pun telah memberikan warning. ’’Kami kan sudah memberi pelecut berupa tunjangan kinerja (tukin). Tetapi, kalau kinerjanya tidak maksimal, tentu kami akan geser tunjangan itu ke tempat lain,’’ tegas Sekretaris Daerah (Sekda) Sidoarjo Achmad Zaini kemarin (5/4).

Menurut dia, serapan rendah tersebut tidak hanya akan berdampak pada pemberian tunjangan kinerja saja. Zaini menegaskan, itu tentu saja dapat menjadi bahan evaluasi posisi jabatan pimpinan OPD dan jajarannya. Kalau tidak bisa memenuhi target, posisi mereka berpeluang digeser. ’’Anggaran sudah dipenuhi. Kalau targetnya tidak terpenuhi, itu berarti tidak layak mengisi posisi di tempat tersebut. Itu sebagai bagian dari evaluasi,’’ katanya.

Evaluasi jabatan tersebut tidak hanya berlaku untuk pucuk pimpinan OPD bersangkut­an, tetapi juga kepala bidang dan kepala seksi. Zaini menyatakan, evaluasi merupakan sebuah keniscayaa­n. Sebagai organisasi pelayanan, pemkab harus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat di segala lini. Baik infrastruk­tur, kesehatan, perizinan, maupun pendidikan.

Mantan kepala bappeda itu berharap setiap OPD harus meninggalk­an pola lama. Yakni, pekerjaan atau penyerapan anggaran baru maksimal ketika mendekati akhirakhir tahun. Kalau cara itu tetap dipertahan­kan, bakal banyak proyek pembanguna­n yang tidak rampung. Imbasnya, masyarakat akan dirugikan.

Lebih lanjut, Zaini menjelaska­n bahwa eksekutif dan legislatif jauh-jauh hari sama-sama berkomitme­n merealisas­ikan pembanguna­n sejak awal tahun anggaran. Karena itu, semua OPD diinstruks­ikan memasukkan semua lelang program di awal tahun. Namun, praktiknya, belum semua OPD yang menjalanka­nnya. Baru sebagian lelang yang masuk ke unit pelayanan pengadaan barang dan jasa.

’’Kami sudah buat itu. Semua OPD harus memasukkan­nya ke sistem. Tetapi, ada gap yang besar antara yang masuk dan yang belum,’’ ungkap Zaini.

Karena itu, tutur dia, tidak mengherank­an serapan anggaran pada triwulan pertama ratarata baru 9 persen. Angka tersebut masih jauh dari harapan. Dia akan berjanji mengumpulk­an kembali para pimpinan OPD. ’’Kami akan tegaskan kembali komitmen pemkab. Kami juga akan melakukan evaluasi sekaligus instruksi untuk segera melakukan penyerapan,’’ katanya.

Jika sampai triwulan kedua nanti serapan anggaran tidak banyak perubahan, Zaini menegaskan, bakal dilakukan pergeseran pimpinan OPD.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia