Bukan Faktor Keberuntungan
BARCELONA – Kiprah Barcelona dan Astana di Liga Champions jelas jomplang. Astana, tim asal Kazakhstan, baru sekali berpartisipasi pada ajang paling bergengsi di Eropa itu. Tepatnya pada musim 2015– 2016. Sementara itu, Barca –sebutan Barcelona– sudah 28 kali berpartisipasi dan lima kali meraih trofi.
Tapi, ada kesetaraan antara Barca dan Astana.
Bukan soal prestasi, melainkan soal koleksi gol bunuh diri. Keduanya sama-sama pernah mendapat gol gratisan hingga dua kali dalam satu laga. Astana mendapatkannya pada matchday kedua grup C (30/9/2015) Liga Champions saat bertemu Galatasaray. Saat itu skor akhir 2-2 dan dua gol Astana lahir dari bunuh diri pemain Galatasaray. Yakni Hakan Balta dan Lionel Carole.
Nah, kemarin (5/4) atau pada leg pertama perempat final Liga Champions antara Barca versus AS Roma di Camp Nou, dua di antara empat gol kemenangan tuan rumah merupakan ’’sumbangan’’ pemain lawan. Dua gol bunuh diri pemain Roma ke gawang Alisson Becker dilakukan Daniele De Rossi pada menit ke-38 dan Kostas Manolas (55’). Dua gol Barca lainnya dihasilkan Gerard Pique (59’) dan Luis Suarez (87’). Giallorossi mendapat satu gol hiburan lewat kaki Edin Dzeko (80’).
Pique kepada Marca mengatakan bahwa dua gol pembuka timnya bukan keberuntungan. Dua gol tersebut lahir karena tekanan bergelombang pemain Barca sehingga membuat penggawa Roma panik dan melakukan kesalahan.
’’Sebelum Roma melakukan gol bunuh diri, peluang pemain kami mengenai tiang gawang. Bunuh diri terjadi karena kami menyesaki area pertahanan mereka dan bola lebih sering di area mereka ketimbang wilayah kami,’’ kata bek 31 tahun tersebut.
Hal itu dipertegas data dari statistik UEFA. Barca menekan dengan melepaskan 15 tembakan, 9 di antaranya on target. Sementara itu, Roma membuat 6 tembakan dan 3 on target.
Tapi, apa pun alasannya, kemenangan Barca tetap menjadi bahan perbincangan di media sosial. Apalagi, musim ini Barca kerap ’’tertolong’’ gol bunuh diri. Total, sudah lima kali Barca mendapat ’’hadiah’’ gol bunuh diri. Padahal, Lionel Messi yang menjadi top scorer Barca di Liga Champions musim ini hanya mengoleksi enam gol.
Namun, seperti Pique, entrenador Barca Ernesto Valverde menegaskan bahwa banyaknya ’’hadiah’’ gol bunuh diri itu bukan faktor keberuntungan.
’’Gol bunuh diri tetaplah dihitung menjadi sebuah gol bagi tim. Kalau lawan-lawan kami yang melakukannya, kami bisa apa?’’ tutur pelatih 53 tahun itu.
Valverde tak menyoroti timnya yang tertolong dua gol bunuh diri. Dia justru menyesalkan lahirnya gol Dzeko. ’’Saya lebih menyukai kami menang 3-0 ketimbang 4-1.
Clean sheet akan mempermudah perjuangan kami ketika melakoni leg kedua 11 April mendatang di Olimpico,’’ ujar Valverde.
Kiper Roma Alisson di situs resmi UEFA juga tidak menyesali lahirnya dua gol bunuh diri ke gawangnya. ’’Kesalahan adalah bagian dari sepak bola. Kami berjuang secermat-cermatnya untuk tak membuat kesalahan. Namun, itulah yang terjadi di lapangan,’’ tutur kiper timnas Brasil itu. (dra/c19/bas)