Jawa Pos

Kebocoran Juga Terjadi di Penajam

Sudah Dua Hari, Belum Juga Ditemukan Solusi

-

PENAJAM PASER UTARA – Dampak Kebocoran pipa Pertamina RU V di perairan Teluk Balikpapan belum sepenuhnya teratasi. Eh, sudah muncul kebocoran pipa lainnya

Sebagaiman­a dilaporkan Kaltim Post (Jawa Pos Group), kasus kedua kebocoran pipa Pertamina itu terjadi di Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Lokasi kebocoran pipa kedua itu berdekatan dengan lokasi kasus pertama. Sebab, PPU juga berada di kawasan Teluk Balikpapan. Bedanya, kebocoran itu terjadi di daratan. Namun, karena lokasinya berdekatan dengan sungai, minyak yang merembes lama-lama mencemari sungai.

Kasus kebocoran di PPU itu terdeteksi sejak Kamis (5/4). Namun, sampai kemarin, belum ditemukan titik pasti lokasi kebocoran. Karena kebocoran itu menunjukka­n tanda-tanda butuh waktu lama untuk teratasi, Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) PPU menyiagaka­n personel di sekitar titik kebocoran.

Sekretaris Daerah (Sekda) PPU Tohar sempat meninjau lokasi kebocoran. Dia geram karena menilai penanganan Pertamina lamban. ”Jangan sampai seperti tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. Sekarang ini sudah nyata punya Pertamina. Aparat (petugas) kami sudah disibukkan berhari-hari. Jangan main-main dengan kasus begini,” katanya.

Nelayan di sekitar Nenang mulai mengeluhka­n dampak kebocoran itu. Banyak udang yang biasa menjadi tangkapan nelayan mati akibat air sungai tercampur minyak yang bocor dari pipa.

Penyuluh perikanan di Dinas Kelautan dan Perikanan PPU Bahtiar membenarka­n adanya kondisi tersebut. Selain sungai, tambak warga setempat yang luasnya mencapai 3 hektare juga tercemar. Ikan dan udang yang diternak di sana terancam mati. ”Butuh waktu lama untuk meremajaka­n tambak yang sudah tercemar minyak ini,” katanya.

Kasubbid Kedarurata­n BPBD PPU Samudri meminta Pertamina segera mencari dan memperbaik­i kebocoran pipa. Dia khawatir, jika tidak serius ditangani, itu akan berdampak luas. Dia juga meminta Pertamina mengerahka­n semaksimal­nya ahli dan peralatan yang dimiliki. Sebab, delapan petugas khusus yang dikirimkan Pertamina belum menunjukka­n penanganan yang signifikan.

”Sampai siang ini (kemarin, Red) belum ada kejelasan titik kebocoran di mana saja. Kami, BPBD, cukup kewalahan dan hanya bisa membantu sesuai batas kemampuan personel,” kata Kepala Seksi Logistik dan Perlengkap­an BPBD PPU Nur Laila. Sebaran Minyak

Semakin Luas Sementara itu, sebaran minyak di perairan Teluk Balikpapan semakin luas kemarin. Kemarin adalah enam hari setelah pipa Pertamina RU V bocor sejak Sabtu (31/3).

Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) Kementeria­n Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) Rasio Ridho Sani membenarka­n bahwa sebaran minyak meluas. ”Dari data Lapan terakhir, sebaran sudah mencapai 13.000 hektare. Meski ketebalann­ya di permukaan berkurang, tapi sebarannya meluas, ” jelasnya kepada Jawa Pos.

Pria yang akrab dipanggil Roy tersebut mengatakan, secara umum ada beberapa ekosistem yang terpapar ceceran minyak dari pipa Pertamina. Yakni, mangrove, terumbu karang, dan biotabiota laut seperti ikan dan kepiting. ”Ada beberapa titik (terumbu karang, Red) yang terpapar minyak, ya memang belum tentu mati, tapi ada potensi,” paparnya.

Ketua tim penyelam, surveyor

dari KLHK, Pahlano Daud mengungkap­kan bahwa timnya membagi area penyusuran menjadi dua. Yakni, dearah dangkal (intertidal) dan daerah lebih dalam (subtidal). Di perarian teluk sendiri, 2 meter dari permukaan ke bawah saat ini berstatus terpapar minyak. ”Tapi, masih status terpapar, dampaknya apa masih harus kita teliti lebih lanjut,” katanya.

Di kedalaman 0 sampai 2 meter, ekosistem yang terdampak adalah rumpun pohon mangrove.

Di beberapa titik, kata Pahlano, ceceran minyak telah menodai sekitar 1,5 meter dari batang

mangrove. Membuat daunnya menghitam. Sementara itu, di kedalaman dangkal, daerah pasir berbatu, biota-biota laut seperti moluska dan kerang-kerangan sudah menunjukka­n indikasi terpapar minyak.

”Beberapa terlihat sudah mati. Tapi, saat ini masih proses, belum disimpulka­n dampaknya, ibarat orang diberi racun, masih teler dulu,” ungkapnya.

Pertamina pun terus berusaha membersihk­an perairan dari tumpahan minyak. Sejumlah petugas dari Pertamina RU V difokuskan mengamanka­n sejumlah titik di Kampung Atas Air yang ditempati banyak warga. Hasilnya, combustibl­e gas tercatat 0 persen yang berarti normal.

”Combustibl­e gas 0 persen berarti tidak ada sama sekali potensi kebakaran dari gas. Kalau di atas 5 persen, itu tidak boleh sama sekali ada api karena berpotensi menimbulka­n kebakaran, bahkan ledakan,” kata I Gede Sugiarta, pemimpin tim.

 ?? PAKSI SANDANG / KALTIM POST/JPG ?? MENGHITAM: Petugas Pertamina membersihk­an sisa-sisa minyak di perairan Teluk Balikpapan kemarin.
PAKSI SANDANG / KALTIM POST/JPG MENGHITAM: Petugas Pertamina membersihk­an sisa-sisa minyak di perairan Teluk Balikpapan kemarin.
 ?? KALTIM POST ?? TERUS MENGUCUR: Kebocoran pipa minyak di Penajam sejak Kamis.
KALTIM POST TERUS MENGUCUR: Kebocoran pipa minyak di Penajam sejak Kamis.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia