Jawa Pos

Firli Siap Jadi Ujung Tombak KPK

Dilantik Jadi Deputi Penindakan

-

JAKARTA – Brigjen Firli akhirnya resmi menjabat deputi penindakan Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK). Kemarin (6/4) mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut dilantik Ketua KPK Agus Rahardjo untuk menggantik­an Heru Winarko yang saat ini menjabat kepala Badan Narkotika Nasional (BNN)

Firli akan menjadi ujung tombak dalam pemberanta­san korupsi dengan tugas barunya itu. Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 tersebut bakal membawahka­n tiga direktorat. Yakni, direktorat penyelidik­an, direktorat penyidikan, dan direktorat penuntutan. Tiga direktorat itulah yang paling sentral di KPK.

”Tugas pokok kepolisian sama tugas pokok KPK tidak jauh beda, sama-sama penegak hukum, sama-sama melakukan penyidikan,” kata Firli setelah dilantik di gedung penunjang KPK.

Pria kelahiran 8 November 1963 itu yakin bisa menjalanka­n tanggung jawabnya dengan baik. Meski, sebelum dilantik, dia banyak mendapat sorotan. Penyebabny­a, mantan Wakapolda Jawa Tengah itu dianggap belum meng-update laporan harta kekayaan penyelengg­ara negara (LHKPN) ke KPK. Padahal, sebagai aparat penegak hukum, Firli wajib meng-update LHKPN setiap kali pindah tugas.

”Saya dihubungi staf KPK, namanya Ibu Hani, itu (LHKPN) sudah saya kirim, tetapi dia bilang tidak bisa dibuka, terpaksa diulang,” jelas Firli.

Firli mengungkap­kan, LHKPN terakhir sebenarnya sudah disampaika­n kepada KPK pada Februari tahun lalu. Atau beberapa waktu setelah menjadi Kapolda NTB. Namun, menurut staf KPK, laporan itu tidak bisa dibuka. ”Tetapi, Bu Hani (petugas KPK) bilang, betul Pak saya sudah terima hard copy-nya (LHKPN). Nah, itu saya senang. Artinya, saya sudah masuk di dalam aplikasi LHKPN,” ungkap dia.

Lantas, bagaimana sikap Firli soal potensi terjadinya friksi di internal KPK? Khususnya di bidang penindakan seperti yang kemarin muncul dari Aris Budiman? Firli menyebut friksi di KPK sebagai sesuatu yang tidak serius. Menurut dia, friksi antar pegawai merupakan suatu hal yang wajar seperti gesekan antara garpu dan sendok.

”Kalau kita lagi mendengar ada sentuhan antara garpu dan sendok, berarti rakyat itu makan. Jangan dipersoalk­an kalau ada bunyi piring dengan sendok.”

Firli pun ingin menyikapi setiap persoalan di internal KPK sebagai sebuah bagian dari warna-warni pekerjaan. Itu, kata dia, seperti kain batik yang terlihat nyaman dipandang lantaran ada perpaduan sejumlah unsur gambar. ”Batik ini kan gabungan dari warna-warna, ada bunga ada daun, ada batangnya biru. Tapi, kita bisa pakai indah walaupun berbeda,” imbuh dia.

Lantas, apa target penindakan korupsi ke depan? Firli belum bisa bicara banyak. Apalagi bila dibandingk­an dengan deputi penindakan sebelumnya, Heru Winarko. ”Saya baru dilantik, tentu saya harus merapatkan barisan. Saya harus membangun dan mempererat rekan saya.”

Soal penanganan kasus, Firli juga tidak ingin mengumbar target. Menurut dia, semua kasus itu muncul dengan sendirinya. Bukan dibangun berdasar pesanan atau keinginan pihak tertentu. ”Mana ada kita membangun kasus. Ini harus hati-hati kita bicaranya. Membangun kasus salah kita,” imbuh dia.

Ketua KPK Agus Rahardjo menambahka­n, pihaknya tidak begitu mempermasa­lahkan LHK PN Firli. ”Kalau saya pikir bukan sesuatu yang sangat mencederai, karena paling tidak beliau (Firli) lapor, kalau kita urut banyak sekali yang tidak lapor sama sekali,” tuturnya.

Pimpinan pun akan menguji kinerja Firli dengan sistem dan pola kerja di KPK sekarang ini. Salah satunya dengan cara melakukan check and balance setiap perilaku dan kinerja Firli selama bertugas nanti. ”Kerja di KPK sangat berbeda dengan instansi lain, check and balance di sini (KPK) selalu terjadi,” imbuh komisioner asal Magetan, Jawa Timur, itu.

 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? TUGAS BERAT: Dari kiri, Deputi Penindakan KPK Brigjen Firli, Ketua KPK Agus Rahardjo, dan Direktur Penuntutan KPK Supardi setelah pelantikan kemarin.
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS TUGAS BERAT: Dari kiri, Deputi Penindakan KPK Brigjen Firli, Ketua KPK Agus Rahardjo, dan Direktur Penuntutan KPK Supardi setelah pelantikan kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia