Direksi Waskita Karya Dirombak
Tambah Jabatan Direktur Keselamatan
JAKARTA – Kementerian BUMN dan pemegang saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk resmi mengangkat Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putra sebagai direktur utama Waskita. Dia menggantikan M. Choliq. Selain merombak direktur utama, direktur keuangan, direktur operasi I, direktur operasi III, dan direktur human capital management, ada tambahan direktur quality, health, safety and environment (QHSE).
Penambahan direktur QHSE tersebut juga merespons maraknya kecelakaan kerja yang ada di proyek Waskita Karya. Sejak Agustus 2017 hingga Maret 2018, dari 16 kecelakaan kerja, 8 kecelakaan berasal dari Waskita Karya. Direktur keuangan dan strategi dijabat Haris Gunawan (direktur keuangan PT Adhi Kar- ya), Direktur QHSE Wahyu Utama Putra, Direktur Human Capital Managemant Hadjar Seti Adji, Direktur Operasi I Didit Oemar Prihadi, dan Direktur Operasi III Fery Hendriyanto.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengatakan, salah satu kriteria utama pengangkatan I Gusti Ngurah Putra sebagai Dirut Waskita adalah kinerja dia dalam memimpin Hutama Karya yang bagus. Baik dari segi finansial maupun performa perseroan.
”Kemudian terakhir memang soal kecelakaan cuma satu. Double track, tetapi itu ada konsorsium, tanggung jawabnya bukan hanya Hutama Karya (HK),” ujarnya di kantor Waskita Karya kemarin (6/4). Untuk kasus tersebut, Kementerian BUMN menilai HK cukup sigap dalam menangani korban. ”Kepala proyeknya langsung diganti dan kedua adalah korbannya langsung diurus. Dia tidak ngurus kerjaan dulu, tetapi ngurus manusianya dulu. Nah, yang kita butuh orang seperti ini,” imbuhnya.
Perombakan direksi perseroan tersebut akan berlaku efektif mulai hari ini (7/4). Sebelumnya ada tiga calon kuat untuk menggantikan M. Choliq selain I Gusti Ngurah Putra. Yakni, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani dan Direktur Utama PT Nindya Karya (Persero) Indradjaja Manopol. Mantan Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M. Choliq mengatakan, posisi Waskita cukup berat untuk mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar sektor konstruksi.
”Laba mencapai Rp 4,2 triliun, sedangkan yang lain belum ada tembus Rp 2 triliun, sekitar Rp 1,7 triliun,” ujarnya. Tahun ini Waskita Karya berniat melakukan aksi korporasi dengan menjual sejumlah tol miliknya dengan kepemilikan mayoritas maupun minoritas. Tol dengan kepemilikan mayoritas yang akan dijual oleh Waskita Karya adalah Kanci–Pejagan (kepemilikan 100 persen), Pejagan–Malang (100 persen), dan Pasuruan–Probolinggo (100 persen).