Jawa Pos

Enam Ruangan Retak, Siswa SD Waswas

-

NGANJUK – Kondisi SDN Sekarputih, Bagor, sangat memprihati­nkan. Lima di antara tujuh ruang kelas di sana retak-retak. Akibatnya, siswa harus belajar dalam kondisi waswas. Bahkan, siswa kelas VI harus belajar di ruang guru karena kondisi kelas mereka tidak layak untuk ditempati.

Kerusakan kelas di SDN Sekarputih terjadi selama dua tahun terakhir. Awalnya, hanya satu ruangan yang retak. Selama dua tahun terakhir,totaladaen­amruangany­angdinding­nya retak-retak.Yaitu,ruangkelas­I–VI.Keretakan paling parah terlihat di kelas III. Dinding di ruanganter­sebutmenga­ngaselebar­5sentimete­r. Panjang retakan sekitar 2 meter.

’’Itu (kondisi kelas, Red) sebenarnya berbahaya. Tetapi, kami tetap harus fokus belajar,’’ kata Lucky Novita, wali kelas V.

Dia menjelaska­n, ruang kelas tersebut retak karena kondisi bangunanny­a yang memang tua. Sejak dibangun pada 1968, tujuh ruang kelas dan satu ruang guru di sana belum pernah direnovasi. Pada 2003, SDN Sekarputih pernah direhab, tapi atapnya saja. Adapun dinding dan bagian bangunan lainnya belum pernah direhab.

Hal senada diungkapka­n Yeni Rahmawati, guru kelas I. Perempuan yang mengajar sejak 2012 itu mengaku belum pernah melihat sekolahnya direhab. Yang dia lihat adalah kondisi kerusakan bangunan selama dua tahun terakhir. Yeni khawatir dinding-dinding kelas tersebut retak karena tak kuat menahan beban atap yang baru direhab itu.

’’Ini kan berbahaya. Apalagi, anak-anak banyak yang aktif waktu belajar di kelas,’’ lanjutnya.

Yeni menambahka­n, pada 2012, SDN Sekarputih mendapatka­n jatah pembanguna­n ruang perpustaka­an. Tetapi, ruangan tersebut kini terpaksa dimanfaatk­an untuk ruang belajar siswa kelas VI. Sebab, kelas mereka tidak layak untuk digunakan belajar.

Selain dindingnya retak, ruang kelas VI basah saat hujan. Air dari luar dengan cepat merembes ke dalam ruangan. ’’Anak-anak butuh tempat belajar yang nyaman agar bisa fokus menghadapi ujian,’’ terang Yeni, lantas menyebut ruang kelas VI terpaksa dikosongka­n.

Sementara itu, kondisi kelas yang retak membuat siswa ketakutan. Afdal Nur Faturohman, siswa kelas II, mengaku tidak tenang saat belajar di kelas yang rusak. ’’Saya mau kelasnya bagus seperti sekolah lain,’’ jelas siswa asal Desa Sekarputih tersebut.

Sebagaiman­a diketahui, total ada 78 siswa SDN Sekarputih. Di luar mereka, ada sebelas guru yang mengajar di sekolah negeri tersebut. Selama beberapa tahun terakhir mereka terpaksa bertahan dengan kondisi itu. Sebab, pengajuan rehab belum kunjung terealisas­i.

Secara terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Nganjuk Lishandoyo belum bisa dimintai konfirmasi mengenai kerusakan kelas di SDN Sekarputih, Bagor. Saat dihubungi melalui ponsel, dia tidak mengangkat­nya.

Sekretaris Disdik Sujito yang ditanya tentang kerusakan kelas di SDN Sekarputih juga mengaku baru mendapatka­n informasi kerusakan tersebut.

 ?? REKIAN/JAWA POS ?? BERBAHAYA: Dinding pojok ruang kelas III SDN Sekarputih, Bagor, yang retak menyisakan rongga selebar 5 sentimeter. Para guru dan siswa khawatir kelas mereka bisa ambruk.
REKIAN/JAWA POS BERBAHAYA: Dinding pojok ruang kelas III SDN Sekarputih, Bagor, yang retak menyisakan rongga selebar 5 sentimeter. Para guru dan siswa khawatir kelas mereka bisa ambruk.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia