Tembak Mati Ketua Komplotan Bobol Rumah
Hasil Kejahatan Mencapai Rp 6,7 M
SURABAYA – Kapten komplotan pembobol rumah yang kerap beraksi di Surabaya, Mulyadi, ditembak mati pada Kamis malam (5/4). Pria 54 tahun itu merupakan otak delapan aksi curat kelas kakap. Keuntungan yang diraup komplotan tersebut mencapai Rp 6,7 miliar.
Mulyadi ditembak saat disergap tim Unit Resmob Satreskrim Polrestabes di kawasan Osowilangun, Benowo. Penyergapan itu dilakukan setelah polisi memburu keberadaan pelaku sejak lima bulan terakhir
Saat akan ditangkap, pelaku berusaha melawan dengan menyabetkan pedang penghabisan yang disimpan di balik bajunya.
Pedang tersebut diduga disiapkan sebagai alat penyelamatan dalam keadaan terjepit. ”Sudah kami peringatkan dengan tiga tembakan ke udara. Tapi masih ngeyel. Ya sudah, terpaksa kami tindak tegas dengan dua peluru di dada,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan saat melihat jasad Mulyadi di kamar mayat RSUD dr Soetomo pada Kamis malam (5/4).
Kanit Resmob Polrestabes Surabaya Iptu Bimasakti menuturkan, Mulyadi merupakan kapten komplotan spesialis pembobol rumah. Anggotanya adalah Daryono, Siyam, dan Budi Santoso. Ada lagi satu pelaku bernama Kiemas Fauzi Aul yang menjadi jaringan Mulyadi. Kiemas merupakan penyedia jasa transportasi dan penadah.
Penangkapan komplotan itu bermula dari hasil identifikasi CCTV (closed circuit television) di sebuah rumah di Mulyorejo yang menjadi sasaran aksi terakhir mereka. Lima pelaku ditangkap secara maraton sejak 3–5 Maret 2018. Daryono ditangkap di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Setelah itu, Unit Resmob bergerak ke Banjarnegara, Jateng, untuk menangkap Siyam dan Budi Santoso. Polisi juga menangkap Kiemas Fauzi Aul di Waru, Sidoarjo.
Dia menjelaskan, komplotan tersebut termasuk sangat cermat dalam berhitung sebelum beraksi. Kelompoknya sangat matang dalam merencanakan aksi. Misalnya, saat membobol rumah Mulyorejo pada 24 November 2017. Sebelum beraksi, mereka mengamati perilaku pemilik rumah, Susan Maria Tan, selama sebulan penuh.
Sejak subuh hingga petang, Mulyadi cs membuntuti aktivitas seluruh penghuni rumah. Mulai pemiliknya hingga para asisten rumah tangga (ART). Berdasar pengamatan itu, diketahui bahwa jam aman untuk beraksi mulai pukul 08.30–11.00.
Komplotan itu kemudian beraksi dengan merusak gembok pagar dan mencongkel pintu rumah. Mereka menuju kamar utama dan mencongkel brankas menggunakan linggis. Emas batangan seberat 3,2 kg berhasil dibawa. Nilainya mencapai Rp 3 miliar.
Dari pemeriksaan polisi, komplotan tersebut sudah beraksi delapan kali di beberapa kawasan di Surabaya. Antara lain, Dukuh Pakis, Wonocolo, Lakarsantri, dan Mulyorejo.