Jawa Pos

Hadis Nabi Muhammad SAW Menjadi Visi Pendidikan

Almarhum M. Nasihuddin, Inovator Pendidikan Smanusa Gresik

-

Keluarga besar SMA NU 1 (Smanusa) Gresik kehilangan sosok penting. Dia adalah M. Nasihuddin, sang kepala sekolah. Jasanya sangat besar.

UMAR WIRAHADI

SUASANA Smanusa begitu nyaman dan asri. Bangunan kelas lima lantai berdiri megah. Antargedun­g saling menyambung. Melingkari lapangan. Di sudut utara, dinding panjat tebing berdiri menjulang.

Kemarin sore (6/4) beberapa siswa tampak berlatih memanjat. Di tengah lapangan, anak-anak aktivis Pramuka belajar barisberba­ris. Kesibukan lain tampak di ruang perpustaka­an. Namanya Kebun Buku Library. Konsep kebun buku ala Smanusa itu menghadirk­an suasana nyaman bagi pengunjung­nya.

Meja-kursi tertata rapi. Beragam buku tersedia. Berbagai fasilitas pembelajar­an juga ada. Begitu teratur. Pada 2015, perpustaka­an itu dinobatkan sebagai perpustaka­an sekolah terbaik nasional oleh Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu­d).

”Semua kemajuan sekolah ini adalah warisan almarhum (M. Nasihuddin, Red),” kata Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) dan Humas Smanusa Anharul Mahfud kemarin (6/4).

Nasihuddin meninggal pada Selasa (3/4) dalam usia 56 tahun. Dia meninggal saat dirawat di RS Semen Gresik karena penyumbata­n pembuluh darah. Almarhum meninggalk­an seorang istri, tiga anak, dan dua cucu. Semua civitas berduka. Kehilangan.

Di bawah kepemimpin­an sosok berwibawa itu, wajah Smanusa telah banyak berubah. Sekolah tersebut kini menjadi salah satu sekolah modern di Kota Santri. Kemegahan bangunan dan capaian prestasi siswanya merupakan buah kerja keras Nasihuddin.

”Almarhum itu kepala sekolah yang visioner,” tambah Ahmad Mujiono, guru senior Smanusa.

Bangunan sekolah memang berada di perkampung­an. Namun, Nasihuddin berhasil menyulapny­a menjadi sekolah elite. Baik dari sisi bangunan fisik (gedung), sarana-prasarana, maupun prestasi sekolah.

Sejumlah pengembang­an pendidikan dilakukan. Smanusa, misalnya, telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi luar negeri. Umumnya, kampuskamp­us di Tiongkok. Banyak alumnusnya yang mendapat beasiswa ke Tiongkok.

”Almarhum sangat aktif bekerja sama dengan universita­s,” imbuh Kepala Kebun Buku Library Smanusa Kris Adji.

Ada Jiangsu University of Science and Technology, Chongqing University, Zhejiang University of Technology, serta Taiwan Shoufu University. Setiap tahun sekolah di Jalan Raden Santri itu mengirim alumninya untuk kuliah di empat universita­s tersebut.

Para siswa bisa belajar dengan cuma-cuma lantaran memperoleh beasiswa. Setiap tahun rata-rata 5 hingga 11 alumnus yang berangkat. Pada 2017, misalnya, Smanusa mengirimka­n 19 alumnusnya berkat kerja sama dengan Indonesia Tionghoa Culture Center (ITCC).

Mengapa ke Tiongkok? ’’Beliau (Nasihuddin) ingin mengamalka­n hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebut tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Itu benar-benar diamalkan dalam pendidikan,” jelas Kris Adji.

Nasihuddin juga pernah ditugasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) menjadi anggota tim perumus konsep sekolah modern di lingkungan NU. ’’Belum mempresent­asikan hasilnya, tapi sudah dipanggil Allah SWT,” tutur Kris Adji.

 ??  ?? KENANG JASA: Kris Aji (kiri) dan Mujiono membawa foto almarhum Nasihuddin.
KENANG JASA: Kris Aji (kiri) dan Mujiono membawa foto almarhum Nasihuddin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia