Diawali Saling Serang, Diakhiri Saling Senyum
SURABAYA – Debat kandidat Pilgub Jatim 2018 tahap pertama tadi malam (10/4) berlangsung hangat. Saling bantah dan saling serang sempat terjadi antara pasangan Khofifah Indar ParawansaEmil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
Tidak sekadar saling debat, kedua pasangan calon (paslon) juga terlibat saling uji pengetahuan dan pemahaman. Mereka juga terlihat berusaha saling mencari kelemahan kompetitor
Namun, tetap ada tawa dan guyonan dalam debat tersebut. Nuansa kekeluargaan pun tetap terasa. Khususnya saat jeda sesi debat yang berlangsung di Dyandra Convention Hall, Surabaya, itu.
Emil mengakui, perdebatan di sesinya memang panas. Terkait dengan hal itu, dia menyerahkan penilaian kepada publik. ’’Silakan masyarakat yang menilai,’’ ujarnya saat konferensi pers seusai debat.
Senada, Puti mengakui bahwa debat sesi cawagub berlangsung alot. ’’Saya dan Mas Emil saling mempertahankan argumentasi. Itu biasa,’’ ujarnya. Dalam satu sesi debat, memang harus ada saling mendebat dan mempertahankan argumentasi. Hanya, dia mengaku beberapa kali tidak bisa mendengar ucapan lawan bicara karena suara yang menggaung.
Hawa panas debat muncul ketika sesi tanya jawab antarkandidat. Yang paling hangat adalah ketika Emil dan Puti mendapat kesempatan pertama. Suasana menghangat saat Puti bertanya soal salah satu program Emil yang disebut mengakomodasi generasi milenial di Trenggalek.
Mereka terlibat perang argumentasi soal data. ’’Data BPS 2017, pengangguran terbuka di Trenggalek meningkat,’’ ujar Puti. Pada 2016, kemiskinan di Trenggalek cenderung meningkat pula.
Mendapat serangan telak itu, Emil yang berstatus bupati nonaktif Trenggalek balik menuding Puti salah mengambil data. Dia juga menyebut Puti salah memahami statistik yang berjalan dinamis. ’’Justru di 2017, tingkat pengangguran menurun,’’ bantah Emil.
Debat keduanya makin panas ketika Emil bertanya kepada Puti soal gizi buruk. Pertanyaan tersebut merupakan buntut kunjungan Puti ke Trenggalek yang menjadi ’’rumah’’ Emil. ’’Saya ingin bertanya, sebenarnya berapa rata-rata angka gizi buruk di Jatim?’’ tanya Emil.
Sebab, lanjut dia, dalam kunjungan tersebut diberitakan bahwa Puti bertemu dengan anak yang mengalami gizi buruk. Sedangkan Emil menyebut anak tersebut bukan penderita.
Namun, Puti punya jawaban lain. Dia mengungkapkan, desa yang dikunjunginya adalah desa stunting. Di desa tersebut ditemukan anak yang memiliki tinggi badan tak sama dengan anak seusianya. ’’Di sana ada desa stunting. Saya bicara fakta,’’ katanya.
Debat pun tak terelakkan. Bahkan, saling potong pernyataan antara Emil dan Puti berlangsung hingga jatah waktu sesi itu tuntas. ’’Mudah-mudahan kita bisa memahami apa yang dibahas kandidat,’’ kata moderator Alvito Deannova saat menutup sesi tersebut. Bukan hanya itu. Kedua moderator pun harus turun untuk menengahi pada akhir sesi debat.
Suasana panas itu langsung berubah dingin saat jeda. Gus Ipul langsung menghampiri Emil dan menggandengnya menuju Puti. Keduanya pun langsung bersalaman seraya menyunggingkan senyum di wajah masingmasing. Sementara itu, Khofifah tampak terkekeh melihat aksi Emil dan Puti setelah debat.
Debat panas juga terjadi saat sesi Khofifah dan Gus Ipul. Sebagaimana Puti yang mempertanyakan kepemimpinan Emil, Khofifah mempertanyakan kebijakan Gus Ipul sembilan tahun terakhir dalam menangani kemiskinan. Sebab, ketua tim penanggulangan kemiskinan di level provinsi adalah wakil gubernur.
Namun, sesi yang melibatkan dua tokoh yang sudah tiga kali bertarung dalam pilgub Jatim itu juga diwarnai senyum. Salah satunya ketika Gus Ipul bertanya kepada Khofifah. ’’Bu Khofifah, apa kebijakan dan pembangunan selama 10 tahun di Jatim yang patut dipuji?’’ tanya Gus Ipul.
Mendapat pertanyaan itu, Khofifah mengaku ada sejumlah hal yang patut diapresiasi. Mulai pertumbuhan sektor ekonomi, migas, hingga ekspor. Namun, dia juga menyoroti masih tingginya angka kemiskinan di provinsi ini.
’’Makanya, apa yang Anda lakukan selama 10 tahun?’’ katanya. Ditanya begitu, Gus Ipul menjawab dengan tenang. ’’Ya, memang itu PR kami,’’ katanya. ’’Ya, itu pertanyaan buat Njenengan, Gus,’’ timpal Khofifah, lalu tertawa. Kedua paslon pun mengakhiri sesi tersebut dengan canda, dilanjutkan bersalaman sebelum kembali ke belakang panggung.
Suasana makin cair pada akhir debat. Kedua paslon kembali bersalaman.Ketikaparakomisioner KPUdanBawaslunaikkepanggung, mereka pun kompak melakukan swafoto.