Perlu Analisis SWOT untuk Tarik Investor
Dewan soal Reaktivasi Trem
SURABAYA – Pemkot mengupayakan pembiayaan reaktivasi jalur trem melalui kerja sama dengan pihak swasta. Ide tersebut, menurut anggota legislatif, harus dimatangkan lebih dulu agar lebih menarik investor. Terutama dalam hal analisis
strength, weakness, opportunity, and thread (SWOT).
Anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius Awey menyatakan bahwa salah satu faktor yang mungkin menarik investor adalah dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Nah, hal itulah yang harus dipastikan tersedia oleh pemkot. ”Seperti
park and ride yang memadai sebagai pusat interchange antarmoda transportasi,” katanya kemarin (10/4). Selain itu, dibutuhkan pula
trunk and feeder sebagai pengumpan penumpang untuk trem.
Pemkot, ucap dia, juga perlu memikirkan cara untuk menarik penumpang agar memanfaatkan trem sebagai moda transportasi sehari-hari. Salah satunya melalui kebijakan.
Dia mencontohkan penerapan
traffic demand management pada ruas jalan yang dilalui trem. Saat ini salah satu ruas seperti Jalan Darmo masih menjadi jalan protokol yang padat pada jam-jam tertentu.
Perlu ada kebijakan seperti pemasangan electronic road pricing (ERP) untuk membatasi kendaraan pribadi yang melaju di sana. ”Kalau kebijakan itu tidak diambil tepat sasarannya, trem tidak akan diminati masyarakat,” jelasnya. Jika trem tidak diminati masyarakat, wajar nilai
return of investment dipertanyakan dan investor ragu untuk terlibat dalam pendanaan trem.
Di sisi lain, pakar transportasi dari ITS Anak Agung Gde Kartika menyebutkan bahwa faktor finansial tidak menjadi patokan yang ditawarkan kepada investor, tetapi analisis ekonomi. ”Pemerintah sering terjebak pada untung rugi. Padahal, jika ingin membangun sebuah sistem transportasi masal, jangan berpikir untung secara finansial,” ungkapnya.
Analisis ekonomi yang dimaksud, keuntungan ekonomi yang bakal didapat investor maupun pemerintah dalam jangka panjang. Antara lain, berkurangnya angka kecelakaan, menekan biaya operasional kendaraan, dan waktu tempuh yang semakin singkat. ”Selain itu, ketika tidak macet, otomatis akan ada peningkatan aktivitas ekonomi,” ucapnya.