Jawa Pos

Belum Punya Anak, Dikirimi Bayi Cantik

Ditemukan di Teras, Hendak Diadopsi

-

GRESIK – Siapa sejatinya ”pengirim” bayi itu? Kemarin dini hari (10/4) Agus Budi Wijaya kaget bukan main. Seorang perempuan berambut sebahu menaruh kardus di depan rumahnya, Gang 36, Desa Randuagung. Dia lantas pergi begitu saja. Isinya bayi cantik.

Agus masih terjaga sekitar pukul 01.30. Dia duduk di sofa. Gang 36, RT 2, RW 2, Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, sudah sepi. Saat itu terdengar suara motor berhenti. Mesinnya masih hidup. Lalu, motor tersebut pergi. Sepintas, Agus mendengar pintu rumahnya diketuk seseorang.

Lelaki 37 tahun tersebut membuka tirai jendela. Tidak ada orang. Suara motor sudah menjauh. Agus memutuskan hendak kembali rebahan di sofa. Namun, dia terkesiap. Matanya tertuju kepada benda berwarna cokelat di teras. Sebuah kardus. Agus lantas membuka pintu.

”Kardus saya buka. Ternyata, isinya bayi,” ungkap suami Lilis Setyowati, 36, itu. Tersembul dari jarit batik raut wajah mungil nan ayu. Hidungnya mancung. Pipinya berisi. Parasnya bersih dan segar. Rambut hitam menambah cantik wajah bayi tersebut.

Bagaimana reaksi Agus? Dia ragu. Takut atau senang. Sebab, Agus dan Lilis memang belum punya anak. Sejak menikah pada September 2014, mereka masih menunggu dikaruniai momongan. Cepat-cepat Agus membangunk­an sang istri di kamar.

Mereka sejenak menatap bayi perempuan yang menggemask­an itu. Kasihan. Tubuhnya yang mungil dibalut selimut. Tertidur. Sekali-sekali bergerak manja. Suami istri itu bingung karena tidak tahu asal usul bayi tersebut. Dalam hati mereka juga senang. ”Kalau boleh, kami mau adopsi,” ucap Agus, diiyakan Lilis, kemarin (10/4).

Setelah berunding malam itu, Agus dan Lilis memutuskan melapor kepada ketua RT. Kabar temuan bayi tersebut segera menyebar. Perangkat desa datang. Tengah malam itu para tetangga juga terbangun. ”Ada bayi. Ada bayi,” kata mereka.

Kepala Desa Randuagung Suwaibah lalu menelepon Polsek Kebomas. Dua polisi datang. Bayi itu dibawa ke Puskesmas Kebomas. Namun, peralatan medis di puskesmas terbatas. ”Akhirnya dibawa ke RSUD (Ibnu Sina, Red),” kata Suwaibah.

Siapa si pembuang bayi? Tidak tampak jelas. Agus mengaku hanya melihat beberapa cirinya. Salah satunya, perempuan itu tidak berhijab. Rambutnya sebahu atau sepunggung. ”Motor yang dipakai jenis matik,” terangnya.

Ditanya soal kemungkina­n kenal dengan orang tua bayi itu, Agus menampik. Dia mengaku tidak punya masalah dengan seseorang. ”Kalau sudah tahu, pasti saya datangi rumahnya,” katanya.

Kapolsek Kebomas Kompol Rony Edi Jusuf menyatakan masih menyelidik­i pembuang dan orang tua bayi tersebut. Tiga saksi sudah diperiksa. Namun, polisi masih mengumpulk­an bukti lain. ”Ini masih penyelidik­an,” tandasnya.

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? BUTUH WAKTU: Kepala Ruang NICU Yulianah mengatur temperatur infant warmer system untuk menstabilk­an suhu tubuh bayi.
ADI WIJAYA/JAWA POS BUTUH WAKTU: Kepala Ruang NICU Yulianah mengatur temperatur infant warmer system untuk menstabilk­an suhu tubuh bayi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia