Alarm Bahaya Mercedes!
Hamilton Desak Perbaiki Komunikasi
SHANGHAI – Keunggulan Ferrari 2-0 di awal musim balap Formula 1 2018 sama sekali bukan kondisi yang ideal bagi Mercedes. Situasi seperti itu bahkan tidak diprediksi bakal terjadi tiga pekan lalu. Menjelang GP Tiongkok akhir pekan ini, Mercedes harus
dari Shanghai ekstrawaspada jika tidak ingin ambisi merengkuh gelar juara dunia untuk kali kelima musnah begitu saja.
Beban berat harus dipikul juara bertahan Lewis Hamilton akhir pekan ini. Sebab, hampir tidak ada sejarahnya di F1 pembalap yang memenangi tiga balapan pembuka kehilangan gelar juara dunia di akhir musim. Kalaupun ada, itu terjadi kali terakhir pada 1982. Saat itu Alain Prost menang di dua balapan pembuka, tetapi gagal juara di akhir musim. Artinya, jika sekali lagi menang di Shanghai Minggu (15/4), peluang Sebastian Vettel untuk merengkuh gelar juara dunia kelima terbuka sangat lebar.
Pada balapan pembuka di Melbourne, Mercedes menyalahkan kerusakan peranti lunak pada komputer penghitung selisih waktu antara Vettel dan Hamilton sebagai penyebab kekalahan. Namun, di Bahrain, Mercedes kalah dalam kondisi yang fair. Di sesi kualifikasi dan balapan, Mercedes kalah. Bahkan ketika belakangan diketahui bahwa pilihan ban Vettel ternyata salah.
Hamilton menunjuk buruknya kualitas komunikasi dengan pitwall Mercedes di GP Bahrain sebagai biang kerok kekalahan. Dia tidak bisa memberikan banyak informasi penting kepada pitwall. Begitu juga sebaliknya. Termasuk ketika ternyata Vettel hanya melakukan strategi sekali pit stop. ’’Radio tidak berfungsi dengan baik. Di tengah suhu panas, sulit mendapatkan informasi yang saya ingin berikan. Mereka tidak bisa mendengarku. Mereka selalu menjawab saya tidak bisa mendengarmu!” ungkapnya.
Alarm benar-benar sudah menyala bagi Mercedes. Mereka wajib menang di Shanghai jika tak mau tertinggal semakin jauh dari Kuda Jingkrak. Kabar baiknya, Mercedes punya rekor moncer di Shanghai. Sejak era mesin V6 turbo diperkenalkan pada 2014, mereka tak pernah kalah dari siapa pun. Hamilton menang tiga kali pada 2014, 2015, dan 2017. Sementara itu, satu kemenangan lainnya milik Nico Rosberg (2016).
Ferrari justru punya catatan sebaliknya. Kemenangan terakhir pabrikan Italia itu terjadi pada 2013 di tangan Fernando Alonso. Sejauh ini, persaingan FerrariMercedes juga belum mendapatkan gangguan dari tim ketiga. Simulasi long run Red Bull di GP Bahrain memang cukup menjanjikan.