Jawa Pos

Antusiasme Warga Tinggi, Waspadai Joki Sampah

-

SURABAYA – Tingginya minat warga untuk naik Suroboyo Bus belum dibarengi penyediaan kartu tiket oleh pemerintah kota. Untuk memanfaatk­an angkutan umum baru tersebut, warga harus menyetor sampah. Nah, bila tidak diawasi, cara itu juga berpeluang memunculka­n praktik joki sampah.

Sampai kemarin (12/4), cukup banyak warga yang mengumpulk­an sampah plastik untuk mendapatka­n kartu khusus naik Suroboyo Bus. Tetapi, karena perlu penyempurn­aan, kartu tersebut belum distok di tiap-tiap bank sampah yang ditunjuk. Termasuk Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS).

’’Tapi, belum ada stok tiket. Jadi, warga yang menyetorka­n sampah belum ada yang dapat,’’ jelas Koordinato­r Humas BSIS Nurul Chasanah saat ditemui di kantornya kemarin.

Padahal, ada cukup banyak warga yang menyetorka­n sampah botol plastiknya. Jumlahnya pun rata-rata tidak sedikit

Ada yang mengumpulk­an hingga 30 botol plastik ukuran besar sehingga seharusnya berhak mendapat 15 stiker merah pada kartu bus. Untuk sementara, pihak bank sampah mencatat nama-nama penyetor itu. Nanti merekalah yang menjadi daftar prioritas penerima kartu.

Meski belum mendapatka­n kartu, masyarakat tetap dipersilak­an naik bus dengan menukarkan sampah secara langsung di halte. Informasin­ya, kartu bus akan dilengkapi lebih dulu dengan barcode. Tujuannya, kartu hanya bisa dipakai satu pemegang serta dapat digunakan untuk pemindaian langsung ketika naik bus. Tidak perlu mencoret stiker secara manual lagi.

Sampai kemarin, Nurul mengungkap­kan, ada lebih dari 15 kilogram sampah plastik yang terkumpul sejak hari pertama pengoperas­ian bus. Yang paling banyak adalah botol ukuran sedang. Yakni, 712 buah dengan berat mencapai 14,24 kilogram. ’’Sebagian besar sampah mereka sendiri. Ada yang menyetorka­n sampah karena kebetulan di mobilnya banyak plastik bekas,’’ paparnya.

Namun, tidak tertutup kemungkina­n metode tersebut dimanfaatk­an oknum tertentu untuk menjadi joki sampah. Terutama menyasar mereka yang beraktivit­as di tengah kota tapi tidak mau repot mencari sampah plastik untuk ditukar.

Joki bisa beroperasi dengan mendekati calon penumpang yang tidak membawa sampah. Joki dapat menyediaka­n sampah plastik setelah diberi imbalan uang. Nanti, sampah tadi ditukarkan calon penumpang ke bank sampah dengan tiket naik bus.

’’Yang seperti itu justru tidak mendidik. Kalau ada, tentu akan langsung kami tindak,’’ tegas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Chalid Buhari.

Dia berharap masyarakat tidak mudah terlibat dalam praktik semacam itu karena tidak sesuai dengan tujuan awal pembayaran bus dengan sampah plastik. Wali kota, jelas Chalid, ingin masyarakat ikut andil untuk memilah sampah.

Aturan berupa perda sendiri masih digodok hingga sekarang. Diharapkan, perda tersebut lebih menajamkan metode pembayaran dengan sampah. Juga pemilahan sampah. ’’Nanti ada sanksinya jika tidak memilah,’’ jelasnya.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? TRANSPORTA­SI PERKOTAAN: Suroboyo Bus berhenti di halte Jalan Gubernur Suryo kemarin. Saat ini pemkot menggagas sistem ticketing yang lebih mudah.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS TRANSPORTA­SI PERKOTAAN: Suroboyo Bus berhenti di halte Jalan Gubernur Suryo kemarin. Saat ini pemkot menggagas sistem ticketing yang lebih mudah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia