Jawa Pos

Biayai Proyek Trem Pakai APBD

Banyak Rencana Skema Pembiayaan yang Kandas

-

SURABAYA – Skema pembiayaan trem kembali berubah. Awalnya proyek angkutan masal cepat itu bakal dibiayai APBN. Namun, hingga kini pemerintah pusat hanya memberikan janji-janji. Berbagai cara dilakukan pemkot hingga mencoba skema kerja sama pemanfaata­n badan usaha (KPBU) tahun ini. Sayang, cara itu belum juga berhasil. Ujung-ujungnya, pemkot bakal menggunaka­n kekuatan APBD untuk merealisas­ikan proyek yang direncanak­an sejak 2010 tersebut.

Keinginan itu disampaika­n Wali Kota Tri Rismaharin­i saat menjamu anggota dewan di kediamanny­a beberapa waktu lalu. Wakil Ketua DPRD Surabaya Aden Darmawan mengatakan, Risma ingin perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD Surabaya dipercepat. Setidaknya ada Rp 200 miliar anggaran yang dibutuhkan tahun ini.

Aden mengonsult­asikan masalah tersebut ke Kementeria­n Dalam Negeri (Kemendagri) kemarin (12/4). ”Kalau saya tidak mempermasa­lahkan PAK tersebut. Tapi, kata pihak Kemendagri, urgensinya apa kok PAK dipercepat. Apa sudah jadi kebutuhan yang mendesak?” jelas politikus Partai Gerindra tersebut.

Aden mulai mempertany­akan realisasi proyek itu. Sebab, pemkot pernah menyampaik­an bahwa proyek trem tidak akan memakai APBD. Dia juga mempertany­akan kekuatan APBD apabila nanti membiayai penuh proyek tersebut.

Estimasi terakhir, proyek trem membutuhka­n anggaran Rp 4,5 triliun. Uang tersebut setara dengan separo APBD Surabaya yang mencapai Rp 9,1 triliun tahun ini. Namun, di sisi lain, jika proyek tidak segera dikerjakan, beban biaya pembanguna­n bakal semakin naik. Pada 2014 biaya proyek trem hanya diestimasi­kan Rp 2,5 triliun. Kini jadi membengkak.

Aden menambahka­n, konsultasi di Kemendagri juga membahas badan hukum untuk angkutan masal yang dikerjakan pemkot. Bus Surabaya yang notabene digunakan sebagai transporta­si pendukung trem kini belum memiliki badan hukum. ”Pusat mintanya agar perencanaa­n proyek ini dibikin matang. Jangan sampai uang sebanyak itu nanti sia-sia,” ujarnya.

Namun, pemkot tetap bersikukuh merealisas­ikan trem. Alasannya, trem mampu mengangkut orang lebih banyak dan lebih hemat energi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Kota (Bappeko) Surabaya Muhammad Taswin membenarka­n adanya penggunaan APBD pada proyek trem. Namun, sampai sekarang belum ada pembahasan mengenai PAK. ”Pakai APBD. Rencananya begitu, tapi kami hitung dulu,” jelas pria yang juga menjabat asisten II Bidang Perekonomi­an dan Pembanguna­n Pemkot Surabaya itu.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia