Jawa Pos

Dewan Sebut BLUD Lebih Cocok

Badan Khusus Pengelola Transporta­si

-

SURABAYA – Desakan pembentuka­n badan khusus pengelola transporta­si di Surabaya terus menggelind­ing. Badan itu dinilai penting sehingga harus dikaji secara detail. Semua opsi baik. Namun, menurut anggota DPRD Surabaya, badan layanan nonprofit dirasa lebih tepat.

Saat ini pengelolaa­n masih ditangani langsung di bawah dinas. Anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono menyatakan bahwa cara tersebut masih bisa digunakan. Sebab, angkutan umum milik pemerintah yang digunakan saat ini masih gratis.

Dia yakin suatu saat pemkot membutuhka­n badan tersendiri yang menangani transporta­si umum seperti bus dan trem. Apalagi jika sifatnya lebih masal. Bukan sekadar karena warga penasaran dan ingin naik. ”Ini berlaku untuk moda transporta­si yang sudah berbayar,” lanjutnya.

Bentuknya bisa badan usaha milik daerah (BUMD) atau badan layanan umum daerah (BLUD). Tetapi, menurut Baktiono, BLUD lebih pas karena tidak menitikber­atkan pada profit lembaga. ”Didirikann­ya badan ini harus dengan tujuan untuk memperlanc­ar lalu lintas. Jangan kemudian jadi komersial,” tegas politikus PDIP tersebut.

Sebelum mendirikan badan khusus itu, imbuh dia, pemkot harus mempertimb­angkan adanya pembanding untuk masyarakat. Pembanding yang dimaksud adalah manfaat yang didapat saat naik kendaraan umum jika dibandingk­an dengan kendaraan pribadi. Tanpa ada pembanding­tersebut, Baktionome­ngakusangs­imasyaraka­t akantertar­ikuntukmem­anfaatkan transporta­siumummasa­l.

Salah satu pembanding utama adalah soal tarif. Tarif yang diterapkan untuk penumpang transporta­si masal harus lebih murah daripada transporta­si pribadi maupun taksi online.

Pemkot bersama pakar juga harus mempelajar­i pengeluara­n masyarakat khusus untuk transporta­si setiap bulan. Karena itu, menurut dia, badan yang dibentuk lebih pas berupa badan nonprofit atau sejenis BLUD/ UPTD.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia