Tangani Pasien Penyimpangan Seksual
Klinik Reproduksi Juga Beri Pendampingan
SURABAYA – Puskesmas Sememi, Kecamatan Benowo, membuka klinik reproduksi sejak lima tahun lalu. Klinik itu khusus menangani pasien yang memiliki masalah dengan reproduksi dan penyimpangan seksual.
Kepala Puskesmas Sememi dr Lolita Rismawati Mkes menjelaskan, klinik tersebut ditujukan untuk populasi berisiko. Yakni, mereka yang mempunyai risiko tinggi terkena penyakit karena dampak berhubungan seksual yang tidak aman seperti laki seks laki (LSL), gay, waria, dan pekerja seks komersial (PSK).
Adanya klinik tersebut berawal dari kepedulian pada PSK yang dulu berada di lokalisasi Moroseneng. Setelah lokalisasi ditutup, puskesmas memberikan pelayanan klinik reproduksi tidak hanya untuk mantan PSK, tetapi juga populasi berisiko lainnya.
Hal itu dilakukan lantaran saat ini banyak sekali orang yang mengalami penyimpangan seksual. Dan, biasanya mereka menutup diri. Rismawati menjelaskan, perilaku seksual menyimpang tidak hanya dialami orang dewasa. ’’Sekarang remaja pun ada yang mengalaminya. Ini kan membahayakan,” katanya kemarin (12/4).
Puskesmas Sememi sendiri mempunyai kelompok binaan khusus populasi berisiko. Pihaknya melakukan pendampingan pada kelompok yang diberi nama Sahabat Bersama (kelompok populasi berisiko, Red).”Satu bulan sekali kami bertemu mereka,” ucapnya.
Dalam pertemuan itu, dilakukan pemeriksaan kesehatan, juga berbagi cerita terkait apa yang menjadi keluhannya. Rismawati menambahkan, pernah ada pasien pelajar SMA tetapi sudah mengalami penyimpangan seksual (gay). ’’Anak tersebut terjebak dalam pergaulan yang diawali dari media sosial,’’ ungkapnya.
Petugas puskesmas lantas melakukan pemeriksaan. Alhasil, remaja yang masih berusia belasan tahun tersebut positif mengidap HIV. ’’Miris saya melihat pergaulan anak sekarang yang seperti itu,” ucapnya.
Pelayanan klinik reproduksi itu kini ditujukan bagi semua yang merasa menjadi populasi berisiko. Termasuk bagi para ibu hamil. Sebab, ada beberapa kasus di mana ibu hamil yang memeriksakan diri ke puskesmas ternyata positif HIV. Mereka tertular suami yang sering melakukan hubungan seks dengan PSK.
’’Pasien yang datang ke klinik reproduksi tidak hanya warga Benowo. Banyak juga dari kota lain seperti Gresik, Lamongan, dan Sidoarjo,’’ urainya. Dia berharap masyarakat bisa memanfaatkan klinik reproduksi untuk antisipasi dan mengetahui penyakit lebih cepat.