Jawa Pos

Jadikan Masyarakat Ujung Tombak

-

SURABAYA – Kekerasan seksual semakin marak. Khususnya kekerasan terhadap anak-anak. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangp­ol) Surabaya menguatkan peran warga Kelurahan Wonorejo sebagai kader pencegahan kekerasan. Pernah ada kasus.

”Banyak kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan orang-orang terdekat,” kata Lurah Wonorejo Etty Minarty di kantor kelurahan kemarin (12/4). Di Wonorejo, pernah ada anak yang menjadi korban kekerasan ayah kandungnya.

Kelurahan dan kepolisian langsung turun tangan. Ayah yang merupakan warga pendatang itu diminta membuat surat perjanjian. Yakni, tidak akan melakukan kekerasan lagi kepada sang anak.

Kanit PPA Satreskrim Polrestabe­s Surabaya AKP Ruth Yeni memberikan wawasan penting. Menurut dia, orang sering salah mengira. Saat pelaku kejahatan seksual ditangkap, masalah dianggap selesai. ”Mereka jarang memikirkan bagaimana dampak psikologis korban,” ujarnya.

Bahkan, mereka sering mengambil langkah salah. Yakni, berdamai dengan para pelaku. Alasannya klise. Orang tua takut keluarga malu. Mereka tidak mau melapor ke polisi. Padahal, jika dibiarkan, efek psikologis dalam diri korban akan buruk. Kepercayaa­n diri mereka terganggu. ”Anakanak polos ini justru menjadi kecanduan seks di usianya yang masih begitu belia,” paparnya.

Ruth Yeni menegaskan, para pelaku kekerasan harus ditangkap dan diadili. Jangan sampai ada korban-korban lain. Dia meminta kepada masyarakat untuk tidak segan melapor jika menemukan kasus kekerasan seksual. Anak-anak yang menjadi korban pun tidak dibiarkan begitu saja. Mereka harus segera mendapatka­n pertolonga­n untuk memulihkan psikisnya.

 ?? DWI WAHYUNINGS­IH/JAWA POS ?? CARI SOLUSI: Peserta penguatan pencegahan kekerasan terhadap anak berdiskusi di kantor Kelurahan Wonorejo kemarin.
DWI WAHYUNINGS­IH/JAWA POS CARI SOLUSI: Peserta penguatan pencegahan kekerasan terhadap anak berdiskusi di kantor Kelurahan Wonorejo kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia