Investigasi Penyebar Soal Unas di Medsos
Kemendikbud Akan Serahkan ke Polisi
JAKARTA – Kemendikbud sudah menelusuri jejak digital penyebar soal ujian nasional (unas) di media sosial (medsos) Line. Tim investigasi Kemendikbud optimistis bisa mengungkap aksi curang tersebut. Irjen Kemendikbud Daryanto menyatakan, aksi yang diduga dilakukan siswa itu merupakan kecurangan. ”Bukan kebocoran,” katanya kepada Jawa Pos kemarin (14/4).
Sebelumnya, beredar soal ujian nasional SMA di media sosial Line. Pelaku secara sengaja memfoto soal yang tertera di komputer. Tujuannya meminta bantuan. Daryanto mengatakan, tim investigasi sedang bekerja untuk menelusuri jejak digital pelaku. ”Insya Allah, segera terungkap pelakunya,” imbuhnya.
Menurut Daryanto, berdasar temuan sementara, pelakunya hanya satu orang. Tapi, seolah-olah banyak lantaran data yang berupa foto screen tersebut tersebar di media sosial. ”Siswa yang lain kami imbau tetap tenang sehingga kasus ini segera tertangani dengan tuntas,” tuturnya. Lalu, apa tindakan Kemendikbud setelah pelaku diketahui? Menurut Daryanto, pihaknya akan membawa kasus itu secara serius. ”Kita serahkan ke aparat penegak hukum karena beliau lebih paham menangani hal-hal seperti ini,” imbuhnya.
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyayangkan beredarnya foto-foto soal ujian di aplikasi chat Line. Dia juga menduga itu difoto sendiri oleh siswa peserta ujian. ’’(Unas) nggak menentukan apa-apa aja masih bocor,’’ katanya.
Selain itu, Indra mengikuti curhat sejumlah peserta ujian di media sosial. Hampir seluruh curhat tersebut berisi kekesalan karena soal yang diujikan sulit. Selain itu, soal tersebut tidak sesuai kisi-kisi. Indra menyatakan, keluhan tentang sulitnya soal ujian terjadi setiap tahun. ’’Ini bukti kualitas pendidikan kita memang rendah,’’ tuturnya. Melihat terus munculnya keluhan soal unas yang sulit, berarti sudah waktunya memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia.
Dia menyayangkan anggaran fungsi pendidikan yang lebih dari Rp 400 triliun per tahun, tetapi manfaatnya tidak ada. Indra berharap Kemendikbud mengevaluasi program pelatihan guru yang sudah berjalan selama ini. Pelatihan guru yang juga menyedot anggaran besar harus bisa berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak mengalami kesulitan ketika grade kesukaran soal unas ditingkatkan.