Gagal Fungsi Multiorgan, Robi Akhirnya Meninggal
Kasus Bakar Diri di Wiyung
SURABAYA – Robi, salah seorang korban bakar diri di Babatan I/15 Wiyung pada Kamis (5/4), akhirnya mengembuskan napas terakhir di Ruang Observasi Intensif (ROI) Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Soetomo kemarin (14/4). Dia dinyatakan meninggal pada pukul 05.50.
”Kemarin sore (Jumat, Red) kondisinya memang sempat menurun,” ujar Kepala Instalasi PKRS dan Humas RSUD dr Soetomo dr Pesta Parulian M.E. SpAn. Meski begitu, hingga pukul 00.00 penurunan kondisi Robi masih bisa diatasi oleh tim dokter.
Namun setelah itu, keadaan warga Dukuh Karangan RW 03, Babatan Wiyung, tersebut menurun drastis. Pukul 02.00 tim dokter mulai mengambil tindakan untuk menyelamatkan Robi. Resusitasi terus dilakukan. Resusitasi merupakan usaha medis yang dilakukan kepada pasien dengan kondisi kritis untuk mencegah kematian.
”Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Dengan ventilator juga tidak berhasil,” lanjutnya
Obat jantung dengan dosis maksimal juga sudah diberikan. Pukul 05.20, jantungnya dinyatakan berhenti.
Namun, tim dokter masih berusaha melakukan resusitasi selama 30 menit. ”Tetapi, tidak ada perkembangan. Pukul 05.50 WIB, kami nyatakan meninggal,” jelas dokter spesialis anestesi tersebut.
Pesta menambahkan, kematian Robi disebabkan kegagalan fungsi multiorgan, mulai gagal jantung hingga gagal napas, termasuk sepsis. Sementara itu, kondisi Eni Sri Lestari, pasangan Robi, mulai membaik. Dia sudah dipindahkan dari ROI ke burn unit di IRD RSUD dr Soetomo. ”Tetapi, belum kami anggap stabil. Soalnya, masih perlu dipantau secara intensif dan belum pindah ke ruangan,” lanjutnya.
Sebagaimana diberitakan, Robi dan Eni Sri Lestari nekat membakar diri di dalam kamar kos Eni pada 5 April lalu. Polisi sudah menemukan botol berisi sisa bensin yang diduga menjadi bahan bakar aksi tersebut. Hanya, ditemukan banyak kejanggalan. Sebab, botol tersebut masih utuh bersama tutupnya. Hingga kini, belum jelas motif di balik aksi percobaan bunuh diri pasangan selingkuh itu.
Jenazah Robi dibawa dengan menggunakan ambulans ke rumah duka di Dukuh Karangan, Babatan Wiyung. Jenazah tiba di rumah sekitar pukul 10.00. Jenazah sudah disucikan dan dibungkus kafan dari rumah sakit. Kemudian, keluarga dan warga menyalati jenazah R o bi serta memakamkan nya di Makam Islam Dukuh Karangan sekitar pukul 11.00.
Deretan kursi hijau menyambut tetangga dan sanak saudara yang melayat. Didampingi beberapa tetangga, Tiah (ibu Robi) duduk di samping jenazah putra keduanya. ”Aku pasrah Gusti,” ucapnya pelan.
Beberapa tetangga berusaha menenangkan perempuan 53 tahun itu dengan segelas air putih. Kondisi kesehatan Tiah tak begitu baik. Sebab, beberapa hari ini dialah yang menginap di rumah sakit. Tiah pulalah yang harus mondar-mandir mengurus perawatan Robi dan Eni saat masih dirawat di ruang observasi intensif. Dia tampak lemas dengan wajah pucat.
Menurut salah seorang tetangganya, hubungan gelap hingga berujung aksi bunuh diri Robi dan Eni itu menjadi pembicaraan hangat. Meski demikian, beberapa tetangga memilih menutup mulut. ”Ya sudah, orangnya sudah enggak ada. Jangan diungkit lagi,” kata salah satu tetangganya. (dwi/esa/mir/c6/git)