Proyek Penunjang Trem Jadi Catatan di LKPj
Sebab, hingga kini pemerintah pusat belum bisa memberikan kepastian anggaran.”
WHISNU SAKTI BUANA
Wakil Wali Kota Surabaya
SURABAYA – Komisi C DPRD Surabaya mendapat tugas membedah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Tahun Anggaran 2017. Tahun lalu silpa (sisa lebih pembiayaan anggaran) pemkot lebih dari Rp 1 triliun. Sejumlah megaproyek juga gagal terlaksana. Salah satunya, pembangunan gedung parkir dan terminal intermoda Joyoboyo.
Proyek penunjang trem itu gagal lelang tahun lalu. Di buku LKPj tertulis bahwa gagalnya proyek senilai Rp 217 miliar (multiyear contract) tersebut memengaruhi rencana pelaksanaan relokasi angkutan umum dan manajemen konstruksi.
Akibatnya, serapan dinas perhubungan (dishub) hanya 78 persen. Anggaran belanja dishub yang mencapai Rp 314 miliar hanya terpakai Rp 245 miliar
Anggota Komisi C M. Machmud menghubungkan gagalnya proyek itu dengan rencana pemkot mengambil alih penganggaran proyek trem. Menurut dia, proyek tersebut sangat sulit terlaksana dan terlalu dipaksakan. ’’Gagal lelang itu ada hikmahnya untuk mengevaluasi diri. Jadi, kami punya alasan untuk menolak usulan agar proyek trem dibebankan ke APBD,’’ jelas poltikus Partai Demokrat tersebut.
Proyek trem memang direncanakan sejak 2010. Selama delapan tahun belakangan, pembahasan hanya berputar siapa yang akan mendanai proyek angkutan masal cepat itu. Skema pembiayaan APBD hingga kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) pun kandas. Bank Dunia sempat menawarkan pinjaman. Namun, hingga kini, belum ada kelanjutannya.
Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana menuturkan, pemkot tetap akan mengusulkan proyek trem memakai APBD. ”Sebab, hingga kini, pemerintah pusat belum bisa memberikan kepastian anggaran,” katanya. Menurut dia, proyek terminal intermoda itu gagal juga karena imbas kepastian dari pusat.
Dia mengungkapkan, anggaran trem bukan senilai Rp 4,5 triliun seperti rencana awal. Pemkot menghitung ulang anggaran tersebut agar bisa lebih murah. Menurut dia, proyek itu sudah tidak bisa ditunda lagi. Jika tidak direalisasikan, proyek tersebut bakal bertambah mahal.Sebab, pada 2014 proyek trem hanya membutuhkan Rp 2 triliun. Empat tahun setelahnya, anggaran jadi dua kali lipat.
Whisnu memaklumi bahwa banyak anggota dewan yang mempertanyakan langkah pemkot itu. Sebab, mereka belum mendapat penjelasan tentang konsep baru yang sedang disusun. Menurut dia, anggota dewan bakal sepakat setelah mengetahui konsep tersebut secara detail. (sal/c20/git)