Jawa Pos

Jebakan Tikus Tewaskan Warga

Petani Diminta Pakai Cara yang Aman

-

GRESIK – Menjebak tikus sawah dengan kawat beraliran listrik sangatlah berbahaya. Kondisi tanah yang basah membuat alirannya rawan bocor. Nyawa petani justru terancam.

Contohnya, nasib nahas yang dialami Karto. Warga Dusun Klampisan, Desa Tambakrejo, Kecamatan Duduksampe­yan, itu meninggal di area persawahan desa setempat pada Jumat sore (13/4). Lelaki 51 tahun itu tersetrum jebakan tikus yang dipasang sendiri. Ibarat senjata makan tuan.

Tubuh Karto sudah terbujur kaku saat ditemukan. Posisinya tengkurap. Rusdianti, anak kandung Karto, yang pertama menemukan jenazah ayahnya. ”Memang dipasang untuk membasmi hama tikus,” ujar perempuan 31 tahun itu kemarin (14/4).

Menurut informasi, Karto berangkat ke sawah setelah pulang dari pabrik. Namun, hingga sore tidak ada kabar. ”Padahal, biasanya tidak lama. Paling jam empat atau lima sore sudah pulang,” kata Rusdianti.

Ibu dua anak itu pun menyusul ayahnya ke sawah pada pukul 17.30. Kondisi area persawahan sepi. Rusdianti memanggil nama ayahnya. Berkali-kali. Namun, tidak ada jawaban. Saat ditemukan, tubuh Karto sudah terbujur kaku di pematang sawah.

Karto bukan satu-satunya korban jebakan tikus yang mengandung aliran listrik. Pada Februari lalu, seorang petani bernama Yusmiati juga meninggal akibat tersetrum jebakan tikus.

Warga Desa Gredek, Kecamatan Duduksampe­yan, itu tidak sengaja menginjak kabel yang terkelupas. Saat itu, dia hendak memupuk padinya. Namun, aliran listrik pada jebakan tikus belum dimatikan.

Arus listrik langsung menyengat tubuhnya. Yusmiati yang baru pulang umrah pada Januari langsung tersungkur di pematang sawah. Tubuhnya terbujur kaku dengan posisi telungkup.

Kapolsek Duduksampe­yan AKP Darsuki menyatakan, peristiwa orang meninggal akibat jebakan tikus sudah berkali-kali terjadi. Hal itu harus menjadi perhatian serius. ”Jangan sampai ada korban lagi,” tuturnya.

Menurut Darsuki, para petani memang kerap memasang perangkap tikus dengan aliran listrik di sawahnya. Itu dianggap cukup efektif. Sebab, obat kimia untuk membasmi hama tikus dianggap tidak mempan lagi. Namun, jebakan tikus yang menggunaka­n aliran listrik sangatlah berbahaya. Teganganny­a cukup tinggi. Sekitar 220 volt. ”Itu bisa menghentik­an jantung manusia kalau sampai tersengat,” jelasnya.

AKP Darsuki mengingatk­an para petani agar tidak lagi menggunaka­n jebakan tikus yang mengandung aliran listrik. Masyarakat juga sudah berkalikal­i diingatkan. Tidak hanya oleh polisi. Perangkat desa, kecamatan, dan gabungan kelompok tani (gapoktan) juga sering menyampaik­an imbauan.

Meski demikian, masih saja ada korban. Karena itu, para petani diminta memikirkan kembali risiko yang bisa ditimbulka­n akibat jebakan tikus tersebut. ”Lebih baik menggunaka­n cara aman.” (adi/c6/roz)

 ?? DAVID PRASTYO/JAWA POS ??
DAVID PRASTYO/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia