Jalan Kutai Ditembuskan ke Jalan Bengawan
Bongkar Median Raya Darmo
SURABAYA – Rekayasa lalu lintas (lalin) Jembatan Ujung Galuh terus berlanjut. Evaluasi terus dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Setelah sosialisasi lalin Jalan Bengawan-Ngagel, kini Pemkot Surabaya mempersiapkan rekayasa Jalan Bengawan-Kutai.
’’Uji coba tahap kedua direncanakan akhir April atau awal Mei ini,’’ ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyu Drajat. Median Jalan Darmo terlihat sudah dipotong sekitar 4 meter. Titiknya bertepatan lurus dari Jalan Kutai menuju Jalan Bengawan.
Irvan menerangkan, kini pihaknya mempersiapkan alat-alat penyempurna perubahan lalu lintas tersebut. Rencananya, dalam waktu dekat, tiang traffic light (TL) dan CCTV dipasang. ’’Tinggal memasang,’’ kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut. Median jalan di ujung Jalan Kutai juga dipertegas.
Perubahan lalin itu nanti dapat memberikan lebih banyak pilihan jalan kepada masyarakat. Terutama jalan penghubung dari arah Surabaya Barat. Juga arah sebaliknya, dari Surabaya Timur. Dari Jalan Kutai, pengendara roda empat (R4) dan roda dua (R2) dapat langsung lurus ke arah Jalan Ngagel. Yakni, melalui Jalan Bengawan dan Jembatan Ujung Galuh. Mereka tidak perlu lagi putar balik ke Jalan Polisi Istimewa untuk menuju timur. Karena itu, waktu yang dibutuhkan pengendara semakin cepat.
Irvan menerangkan, perubahan lalin itu masih termasuk serangkaian pembangunan Jembatan Ujung Galuh. Uji coba lalin sengaja dilakukan secara bertahap. Dengan begitu, pengendara tidak bingung. Mereka pun berkendara dengan lebih nyaman karena ada berbagai macam kemudahan yang diberikan. ’’Kami juga terus melakukan evaluasi,’’ katanya. Apalagi, perubahan lalin di sekitar jembatan sepanjang 38 meter dan lebar 21 meter tersebut terbilang cukup besar.
Selain penghubung sisi barat-timur, perubahan itu bertujuan mengurangi titik-titik kemacetan di Surabaya. Selama ini, lanjut Irvan, Jalan Polisi Istimewa dan Jalan Sulawesi menjadi pilihan pengendara dari barat dan arah sebaliknya.
Karena itu, terjadi penumpukan pengendara, terutama pada jam-jam sibuk. Misalnya, sore saat pulang kerja dan pagi saat warga berangkat beraktivitas. Dengan tambahan Jembatan Ujung Galuh, kemacetan semakin terurai. Varian jalan warga pun semakin banyak. Rencana uji coba tahap kedua itu diiringi dengan evaluasi rekayasa tahap pertama. Perubahan lalin tahap pertama melibatkan Jembatan Ujung Galuh dan Jembatan BAT. Jembatan Ujung Galuh memiliki satu arah yang menghubungkan Jalan Bengawan dan Jalan Ngagel. Sebaliknya, Jembatan BAT menghubungkan Jalan Ngagel dan Jalan Dinoyo.
Evaluasi dilakukan dengan melihat pergerakan pengendara. Pilihan-pilihan pengendara menjadi bahan riset pemkot untuk mendesain lalin. Sebab, lanjut Irvan, pengendara pasti memilih jalan terdekat dan ternyaman saat melintasi jalan. ’’Pilihan-pilihan masyarakat inilah yang terus kami perhatikan sampai saat ini,’’ tegasnya. Salah satunya, masih sering terjadi penumpukan di Jembatan BAT menuju Jalan Dinoyo. Karena itu, masih ada peluang untuk perubahan perubahan lain. (bri/c16/eko)