Permak Mobil untuk Bangun Kekuatan
Menjalani hobi yang memacu adrenalin seperti off-road butuh tekad tersendiri. Kekuatan fisik saja tak cukup. Dibutuhkan kekuatan finansial untuk memodifikasi mobil dan bertualang.
MOBIL off-road memang bukan jenis atau tipe kendaraan. Ia adalah istilah yang dilekatkan pada kendaraan yang bisa melintasi jalanan nonaspal. Jalurnya adalah medan berat. Mulai tanah, jalan berbatu, lumpur, pasir, hingga genangan air.
Yenny Permana, salah seorang penghobi off-road di Surabaya, mengatakan, banyak mobil yang bisa didesain untuk off-road. Yang penting, mobil tersebut memiliki penggerak empat roda. ’’Selain itu, mobil harus dilengkapi peralatan pendukung untuk berbagai medan,’’ ucapnya.
Pada prinsipnya, sebagian besar mobil bisa dimodifikasi untuk off-road. Baik jenis SUV, MPV, minibus, maupun jenis lainnya. Yenny menggunakan jip. ’’Banyak bagian yang sudah saya permak,’’ jelas dia.
Hampir seluruh bagian interior dibongkar. Sasis juga diubah dengan menggunakan bahan yang lebih kuat. ’’Kalau tidak kuat, sasis bisa rusak karena medan yang terlalu berat,’’ ungkap dia.
Perempuan yang juga pengusaha kuliner di Surabaya Barat itu mencontohkan medan jalan berbatu. Di sini ada dua hal yang harus dipertimbangkan. Yakni jalur yang tepat dan kekuatan mobil. Kalau salah perhitungan, bodi mobil bisa hancur. Penumpang pun celaka. Amin Zulkarnain, penghobi
off-road lainnya, mengatakan, modifikasi mobil juga harus menyesuaikan medan. Di Indonesia, medan terlalu berat. Banyak pepohonan yang masih rimbun. ’’Idealnya, mobil yang dipakai pendek,’’ katanya.
Mobil pendek lebih lincah. Bisa manuver kiri kanan dengan mudah. Kemiringan medan tak bakal terlalu berpengaruh. Karena itu, banyak penghobi
off-road Indonesia yang memilih mobil jenis Suzuki Katana.
Mobil Katana hitam milik Amin dilengkapi sling di bagian depan. Sling atau tali baja itu berfungsi untuk menarik kendaraan. ’’Kalau ada yang selip atau terjebak lumpur, pasti butuh perangkat itu,’’ ungkap dia. Untuk memodifikasi mobil
off-road tersebut, Amin sudah menghabiskan lebih dari Rp 50 juta. Angka tersebut dianggapnya relatif murah. Rekan lain di hobi yang sama pernah menghabiskan ratusan juta rupiah. ’’Sampai saat ini, saya masih berpikir menambah perangkat untuk medan berair,’’ ucap Amin. (riq/ bersambung/c19/dos)