Malam Kelam di Kanjuruhan
MALANG – Belum juga wasit Hendri Kristianto meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, laga Arema FC versus Persib Bandung harus disudahi. Penyebabnya, sejumlah Aremania yang menonton di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, tadi malam menyerbu ke lapangan.
Sebenarnya, waktu pertandingan tinggal sebentar. Saat itu sudah memasuki injury time. Namun, kekecewaan Aremania terhadap klub kesayangannya yang gagal menang tak terbendung lagi. Setelah sebelumnya melempar berbagai benda ke lapangan, akhirnya mereka menyerbu lapangan.
Saat itu papan skor menunjukkan imbang 2-2. Arema lebih dulu unggul melalui gol Thiago Furtuoso pada menit ke-19, tapi langsung dibalas Ezechiel N’Douassel satu menit berikutnya. Lalu, Arema berbalik tertinggal pada menit ke-78 melalui gol N’Douassel. Baru pada menit ke88 mereka menyamakan skor lewat gol Balsa Bozovic.
Permainan kedua tim sejatinya cukup menghibur. Banyak peluang yang tercipta. Arema punya peluang lebih banyak dengan enam tembakan ke gawang dari total 15 tembakan. Sementara itu, Persib sebagai tamu punya lima tembakan ke gawang dari total 11 tembakan.
Keputusan memasukkan striker Dedik Setiawan untuk menggantikan gelandang Hanif Sjahbandi pada menit ke-61 memang memberikan pengaruh ke lini serang, tapi kartu merah pada menit ke-89 merusak cerita. Dedik diusir dari lapangan lantaran menyikut Ardi Idrus.
Ternyata, hasil imbang tidak cukup memuaskan Aremania yang bosan melihat tim kesayangannya selalu gagal menang dan sekarang tersuruk di dasar klasemen dengan dua angka dari empat pertandingan. Sejak awal babak kedua sejatinya terdengar teriakan-teriakan dari penonton yang memprotes gaya main Arema.
Akibat insiden itu, selain beberapa penonton yang luka-luka dan pingsan, pelatih Persib Mario Gomez mengalami luka di kepalanya. ’’Kami menyampaikan maaf beriburibu maaf atas peristiwa yang terjadi. Sungguh kami juga tidak menginginkan hal seperti ini terjadi,’’ ujar Media Officer Arema FC Sudarmadji.
Di sisi lain, pelatih Persib Mario Gomez mengatakan bahwa pihaknya tetap tenang dan menunggu apa yang dilakukan PSSI terkait dengan insiden itu. ’’Ini adalah sepak bola. Tapi, saya tidak menyukai ini. Sekarang saya ingin tahu apa yang terjadi dengan komisi disiplin (PSSI, Red). Sebab, untuk Supardi, dia dihukum empat pertandingan. Sekarang apa yang ditakutkan lagi?’’ ujarnya.