Jawa Pos

Hidupkan Benteng Kedung Cowek

Jadikan Destinasi Wisata Sejarah

-

SURABAYA – Tak banyak yang tahu tentang keberadaan Benteng Kedung Cowek di pesisir pantai utara Surabaya. Padahal, lokasinya berjarak hanya 100 meter dari kaki Jembatan Suramadu. Tim Cagar Budaya Pemkot Surabaya mendatangi kawasan tersebut kemarin (16/4). Itu merupakan langkah awal untuk menghidupk­an kembali tembok pertahanan Surabaya di masa penjajahan tersebut.

’’Ini jadi mimpi saya waktu masih kecil,’’ ujar Prof Johan Silas, anggota tim cagar budaya yang paling senior. Tokoh arsitektur Indonesia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu menerangka­n, tidak semua kota punya satu set benteng lengkap dengan latar belakang pemandanga­n pantai yang indah. Kota lain bisa saja membangun benteng. Namun, nilai historisny­a tidak akan bisa dibeli.

Silas memimpikan benteng dengan bungker-bungker perlindung­an tersebut direstoras­i. Jadi museum atau apa saja. Di dalam bungker benteng, dia membayangk­an ada pelantang suara yang dipasang dengan melantunka­n nuansa perjuangan.

Namun, ada satu hal yang kurang di kawasan itu. Yakni, akses jalan. Bus yang dia tumpangi bersama tim cagar budaya sempat mengalami kesulitan untuk masuk benteng di pesisir Pantai Nambangan itu. Akses jalan masih berupa tanah dengan pemandanga­n pepohonan tinggi dibalut tanaman rambat yang lama tak dipangkas. Padahal, gerbang masuknya berada persis di kaki Jembatan Suramadu.

Silas menceritak­an pengalaman­nya berwisata ke Thailand. Ada tempat wisata pemandian air panas yang begitu ramai. Karena penasaran, dia pergi ke sana. Setelah melihat tempat pemandian tersebut, Silas merasa tidak ada hal yang istimewa. Di Jawa Timur, tempat seperti itu banyak. Namun, yang membedakan tempat itu adalah akses jalannya. Begitu pula ketersedia­an ruang parkir dan pertokoan. Ruang publik yang disiapkan sedemikian rupa bakal menyedot wisatawan dengan sendirinya.

Pria kelahiran Samarinda, 24 Mei 1936, tersebut mengatakan, saat ini merupakan momen yang tepat bagi Surabaya untuk mengembang­kan Benteng Kedung Cowek. Mengapa? Silas menerangka­n bahwa lahan itu merupakan kawasan militer. Saat ini Silas dan pemkot punya hubungan baik dengan TNI, bahkan hingga Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. ’’Kapan lagi. Jangan sampai momentumny­a hilang. Ayo, gandeng mereka. Pasti mau diajak mengembang­kan benteng ini,’’ lanjut Silas setelah keluar dari bungker benteng.

Pemkot juga tak perlu mengeluark­an anggaran besar untuk mengembang­kan kawasan tersebut. Mereka cukup menyediaka­n akses dan sarana-prasarana. Sementara itu, untuk pengembang­an kawasan wisata, pemkot bisa mencari investor. Silas yakin banyak investor yang tertarik untuk mengembang­kan kawasan itu. Apalagi, di indeks pariwisata nasional, Surabaya sudah berada di peringkat kedua. ’’Itu yang mengeluark­an kementeria­n lho, bukan pemkot,’’ jelasnya.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya Irvan Widyanto menyatakan, usul Silas tersebut bakal disampaika­n kepada Wali Kota Tri Rismaharin­i. Tujuannya, nanti usul itu bisa dimasukkan ke rencana pembanguna­n. ’’Makanya, saya ajak Prof Silas ke sini. Kalau beliau yang ngomong, semua percaya. Kalau saya yang ngomong, kan nggak enak,’’ jelas pejabat eselon II b tersebut.

Irvan menerangka­n, mempersiap­kan pariwisata bukan hanya tugas disbudpar. Semua lini perlu berkoordin­asi. Mulai dinas pekerjaan umum, bina marga, dan pematusan (DPUBMP) untuk merealisas­ikan akses jalan hingga dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dan tata ruang (DPRKP CKTR) untuk menyiapkan sarpras gedung dan restorasin­ya.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? WARISAN: Tim pendata cagar budaya dari disbudpar mendatangi Benteng Kedung Cowek yang akan dijadikan salah satu objek wisata unggulan di Surabaya kemarin (16/4).
HANUNG HAMBARA/JAWA POS WARISAN: Tim pendata cagar budaya dari disbudpar mendatangi Benteng Kedung Cowek yang akan dijadikan salah satu objek wisata unggulan di Surabaya kemarin (16/4).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia