Masih Telusuri Nilai Kesejarahan
BENTENG Kedung Cowek belum menyandang status sebagai kawasan atau benda cagar budaya. Artinya, benteng di Kecamatan Bulak itu masih minim perlindungan hukum.
Tim cagar budaya datang untuk mengkaji penetapan cagar budaya benteng tersebut. Selain benteng, ada makam Kiai Hasbullah dan Kiai Sumbo. Tim mengumpulkan informasi sejarah sebelum mengeluarkan SK cagar budaya. ’’Perlu waktu dan kajian. Kedatangan kami ke sini memang dalam rangka itu,” jelas Ketua Tim Cagar Budaya Retno Hastijanti kemarin (16/4).
Benteng Kedung Cowek dibangun pada zaman penjajahan. Tim bakal memastikan siapa yang membangun gedung tersebut. Apakah Belanda atau Jepang. Selain itu, nilai kesejarahan lain bakal ditelusuri untuk mendasari penetapan cagar budaya.
Saat mengunjungi dua makam di timur benteng, tim sempat mewawancarai keturunan Kiai Hasbullah. Dia menceritakan, Kiai Hasbullah adalah warga asli Kedung Cowek. Sementara itu, Mbah Sumbo berasal dari Sumbawa.
Menurut kisah yang diceritakan turuntemurun, Mbah Sumbo ditemukan sudah meninggal oleh Kiai Hasbullah dengan kondisi tanpa kepala di pinggir Pantai Nambangan yang saat ini menjadi makamnya. Terjadi komunikasi supranatural di antara keduanya. Menurut cerita, kepala jasad orang yang baik pasti kembali ke tubuhnya.
Diperlukan pendalaman untuk menelusuri nilai kesejarahan. ’’Tidak mudah menetapkan cagar budaya itu. Faktornya banyak sekali,” jelas dosen Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya tersebut.
Rencananya, sejumlah kawasan lain juga ditetapkan sebagai cagar budaya. Menurut Hasti, warga bisa mengusulkan pengajuan SK cagar budaya.