Jawa Pos

Janda Makin Banyak, Kurang Dapat Perhatian

DI balik beragam capaian dan kisah sukses para perempuan Indonesia, masih banyak pekerjaan rumah yang belum tuntas. Mulai soal korban kekerasan sampai kemiskinan. Berikut obrolan wartawan Jawa Pos FERLYNDA PUTRI dengan Menteri Pemberdaya­an Perempuan dan P

-

Apakah konstruksi perlindung­an terhadap perempuan di Indonesia sudah cukup?

Isu perempuan merupakan hal penting yang tidak bisa dielakkan. Perlindung­an kepada perempuan terus dilakukan. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, misalnya, sudah diatur perlindung­an perempuan dilakukan pemerintah daerah.

Pemberdaya­an perempuan memang merupakan salah satu poin urusan wajib pemerintah­an yang menjadi kewenangan pemda. Lantas, bagaimana evaluasi Anda terhadap kondisi perempuan di negeri kita?

Perempuan itu memiliki tanggung jawab yang berat, tetapi belum dihargai. Laki-laki terlihat dominan. Janda makin banyak, tetapi tidak mendapatka­n perhatian.

Program apa yang dilakukan pemerintah melalui Kementeria­n PPPA untuk menanggula­ngi permasalah­an yang dialami perempuan?

Kami memiliki tiga program. Pertama, turunkan angka kekerasan. Kedua, menurunkan human traffickin­g. Ketiga, angkat perekonomi­an perempuan. Perempuan harus mampu dalam finansial.

Sejauh ini bagaimana pandangan negara lain mengenai perempuan di Indonesia?

Negara kita mayoritas muslim. Perempuan kita dianggap maju, salah satunya karena angka toleransi tinggi. Menurut Sustainabl­e Developmen­t Goals (SDGs) pada poin kelima yang isinya mengenai gender quality, negara kita dianggap bagus. Indonesia dipilih sebagai 10 besar.

Secara pribadi, Anda memandang peran perempuan yang ideal seperti apa?

Perempuan merupakan penentu generasi bangsa. Dialah seorang ibu yang nanti mendidik anakanak untuk melanjutka­n generasi kita. Ajaran tidak boleh korupsi, misalnya, bisa dilakukan ibu dalam pendidikan kepada anak-anaknya.

 ?? AGUS WAHYUDI/JAWA POS ??
AGUS WAHYUDI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia