Jawa Pos

Racik Miras Maut di Bungker

Tersangka Samsudin Beroperasi sejak 2007

-

BANDUNG – Istri tersangka pengoplos minuman keras (miras) maut tiba-tiba ambruk saat Wakapolri Komjen Syafruddin menggelar jumpa pers di Bandung kemarin (19/4). Sebelumnya, Hamciak Manik, perempuan itu, dijejerkan dengan suaminya, Samsudin Simbolon, otak pengoplos miras yang mengakibat­kan nyawa 45 warga Kabupaten-Kota Bandung melayang, dan tahanan lain.

Mereka berjejer di pinggir kolam renang yang langsung mengarah ke bungker lokasi peracikan miras. ”Pelaku utama sudah ditangkap di Sumsel dan malam tadi (Rabu malam, Red) dibawa ke Bandung,” kata Syafruddin. Hingga saat ini, jumlah korban miras oplosan di seluruh Indonesia mencapai 112 orang. Korban terbanyak terdapat di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat. ”Saya imbau agar lakukan operasi besar-besaran,” tegasnya.

Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto menyebutka­n, Samsudin mengedarka­n miras olahannya ke sejumlah wilayah. ”Miras racikannya diedarkan ke sejumlah tempat di Kota dan Kabupaten Bandung,” tutur Agung. Istri Samsudin turut membantu menjajakan miras dengan membuka kios di samping rumah. ”Satu orang penjualnya sudah ditangkap di Cibiru, Saudara W (Willy, Red),” katanya.

Dikatakan, Samsudin meracik miras di dalam rumahnya di Jalan Bypass Nomor 40, Kampung Babakan Asih, Cicalengka. Rumah berlantai dua di pinggir Jalan Bandung–Garut itu mewah. Memiliki dua kolam renang, penangkara­n burung, dan gazebo dengan di bawahnya terdapat gudang bawah tanah. Bungker itulah yang dijadikan tempat pengoplosa­n miras.

Tersangka mencampur minuman dengan berbagai bahan seperti zat pemanis, alkohol, dan suplemen energi. Setelah tercampur, wujudnya mirip dengan minuman bersoda kemasan botol. Minuman tersebut dijual Rp 20 ribu per botol. Sedangkan biaya produksi satu dus miras sekitar Rp 40 ribu. ”Satu dus berisi 12 botol. Sehari bisa 240 botol. Kalau dikalikan Rp 20 ribu, jadi kurang lebih Rp 4,8 juta per hari,” bebernya.

Mengapa tidak terendus sejak dulu, apalagi aktivitas peracikan miras sejak 2007? Agung menjelaska­n, ada jaringan yang terputus. Namun, aparat telah membatasi ruang gerak para pengedar miras oplosan dengan razia secara masif.

 ?? RIANA SETIAWAN/RADAR BANDUNG/JPG ?? MENDADAK PINGSAN: Hamciak Manik terkulai saat konferensi pers di Cicalengka, Kabupaten Bandung, kemarin.
RIANA SETIAWAN/RADAR BANDUNG/JPG MENDADAK PINGSAN: Hamciak Manik terkulai saat konferensi pers di Cicalengka, Kabupaten Bandung, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia