Serahkan Langsung Karyanya ke Doctor Strange
Is Yuniarto, Komikus Surabaya yang Mendunia
Karir Is Yuniarto di dunia komik kian moncer. Selain karyanya diterbitkan di Jepang, tokoh Gatotkaca dalam komik Garudayana miliknya kini dijadikan karakter game Mobile Legends. Yang terbaru, pria 36 tahun itu diundang ke Singapura untuk menyerahkan wayang buatannya kepada tim Avengers: Infinity War.
BERKAT Is, dua pemain Infinity War, yakni Benedict Cumberbatch (Doctor Strange) dan Karen Gillan (Nebula), serta sutradaranya, Joe Russo, kini mengenal wayang. Ketiganya begitu excited menerima karya Is berupa wayang Avengers. Diundang Disney, Is menyerahkan sendiri wayang itu kepada mereka di Marina Bay Sands Expo & Convention Centre, Singapura, pada Senin (16/4).
”Ya Tuhan, ini luar biasa,” puji Cumberbatch. Reaksi yang tak kalah menyenangkan juga datang dari Gillan. ”Wow, I love it. Ini pasti saya pajang di kamar,” ucapnya. Is tentu saja bangga. Bisa memberikan cenderamata khas Indonesia sekaligus mengenalkan wayang kulit kepada warga Hollywood J
”Ini salah satu prestasi paling membanggakan selama saya berkarir,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, daerah Ngagel Jaya Selatan, pada Rabu (18/4).
Sudah tiga tahun ini Is bereksperimen membuat desain wayang dengan karakter tokohtokoh pop culture. Mulai komik Marvel, DC, sampai profil-profil dari Star Wars. Saat ini Is sudah menelurkan empat serial komik. Debutnya dimulai dengan peluncuran Wind Rider pada 2005. Karya tersebut masuk tiga nominasi Komikasia Award 2005. Yakni, kategori Best Cover, Best Character, dan Best Comic.
Ada pula komik trilogi Knight of Apocalypse dan karya fenomenal komik Garudayana yang diterbitkan pada 2009. Karya ketiganya mengangkat tokoh pewayangan Mahabharata sebagai superhero masa kini. ”Komik ini masih serial. Belum tamat,” katanya menunjukkan tokohtokoh di komik Garudayana.
Selain Garudayana, komik fantasi serial yang hingga kini ceritanya masih berlanjut adalah Grand Legend Ramayana. Saking banyak peminat, dua judul tersebut sudah diterbitkan di Jepang. Selain itu, Garudayana kini tayang online di ciayo.co/garudayana. ”Akhirnya, tidak hanya terbit dalam bentuk cetak, tetapi juga online dan full color,” ucapnya senang.
Is menyukai wayang sejak lama. Dia suka membaca komik-komik wayang kuno karya RA Kosasih dan Ardi Soma. Dia mengakui, membawa komik tersebut ke era milenial pasti sudah tidak sesuai. Sebab, ceritanya masih sangat murni tentang pewayangan. ”Nah, saya membuat tema pewayangan dengan visualisasi modern bergaya manga. Targetnya anak muda,” ujar bungsu di antara dua bersaudara itu.
Cara tersebut ternyata sukses. Komiknya laris. Yang membeli mayoritas anak muda. Permintaan untuk membuat lanjutannya terus datang. Saat ini Garudayana masuk vol. 6, sedangkan Grand Legend Ramayana vol. 3. Tiap volume mengalami dua hingga tiga kali cetak ulang. ”Saya bisa katakan ini berhasil. Tujuan agar anak muda bisa menyukai wayang pun terwujud,” kata lulusan DKV UK Petra Surabaya itu.
Bahkan, tokoh Gatotkaca di dalam Garudayana dilisensikan sebagai karakter dalam Mobile Legends setahun terakhir. ”Saya membantu membuat tiga dimensinya. Saya juga berikan jurus-jurus yang ada pada karakter Gatotkaca,” ujarnya.
Untuk bisa membuat cerita komik dengan tema pewayangan, Is tak sembarangan. Dia melakukan riset cerita wayang Indonesia dan India. Dari situlah, ide cerita bisa muncul. Termasuk pembuatan desain tokoh.
Saat ini Is ingin sekali komik ciptaannya bisa dibikin film animasi. Minimal tayang dalam versi serial di TV. Selain itu, dia berharap bisa menghelat pergelaran wayang kulit dengan tokoh-tokoh pop culture. ”Ingin bisa tembus di industri animasi. Semoga nanti ada kesempatan,” katanya.