Menguji Filosofi Turunan Sacchi
MUENCHEN – Arrigo Sacchi ikut terseret dalam head-to-head pertama Jupp Heynckes versus Zinedine Zidane di Allianz Arena dini hari nanti WIB (26/4). Bagaimana tidak, Sacchi adalah sosok di balik filosofi juru taktik Bayern Muenchen dan Real Madrid tersebut.
Meski keduanya berada dalam lintas generasi yang berbeda. Selisih usianya saja 27 tahun. Heynckes berusia 72 tahun, sedangkan Zidane 45 tahun. Terlepas kalah jam terbang, Zidane justru mendapatkan turunan langsung filosofi Sacchi melalui Carlo Ancelotti. Tepatnya saat Zizou menjadi asisten Ancelotti pada musim 2013–2014.
Di sisi lain, Heynckes dikenal sebagai pengagum Sacchi. Dia membuktikannya saat menukangi Real pada 1997–1998. Osram, julukan Heynckes, menerapkan formasi 4-4-2 dengan pressing tinggi di Los Merengues. Gaya seperti itulah yang dipamerkan Sacchi ketika mengantar AC Milan dalam masa kejayaannya pada periode 1987–1991. Heynckes pun mengangkat Si Kuping Lebar untuk kali pertama dengan filosofi Sacchi itu.
Hal tersebut berlanjut saat Heynckes menangani Bayern dengan puncaknya, juara Liga Champions 2012-2013. Formasi 4-2-3-1, 4-1-4-1, maupun 4-3-3 racikan Heynckes masih efektif saat dia kembali ke klub asal Bavaria itu pada pertengahan musim ini.
Kedekatan filosofi antara Sacchi-Ancelotti serta Heynckes itu pula yang dianggap bek Bayern Jerome Boateng sebagai alasan lancarnya transisi dari Ancelotti ke Heynckes. ’’Dia (Ancelotti) sama dengan Heynckes. Tidak banyak pelatih yang bisa identik dengannya dari sisi taktikal,’’ paparnya kepada Abendzeitung.
Bagaimana dengan Zidane? Dilansir Sport
saat berbicara di Saebener Strasse tadi malam WIB (24/4), Heynckes menganggap Zidane telah menyempurnakan filosofi Sacchi. ’’Saya pernah melawan tactician-tactician
hebat seperti Sacchi, (Johan Cruijff ), Marcelo Lippi, (Ernst) Happel, maupun (Hennes) Weisweiler. Mereka pelatih fantastis. Tapi, saya lebih kagum dengan Zizou. Khususnya ketenangannya di pinggir lapangan,’’ papar Heynckes.
STATISTIK