Jawa Pos

Sudah Saatnya Reformasi Transporta­si

Agar Angkutan Konvension­al Tidak Kalah Bersaing

-

SURABAYA – Masih banyak sopir angkutan umum yang menjalanka­n kendaraan secara pribadi. Dinas perhubunga­n pun mengimbau mereka agar mulai membentuk badan hukum. Hal itu merupakan salah satu wujud partisipas­i angkutan umum dalam reformasi transporta­si di Surabaya.

Reformasi transporta­si dilakukan demi menarik minat warga untuk memanfaatk­an moda transporta­si umum. Kepala Dinas Perhubunga­n Surabaya Irvan Wahyudraja­t menyatakan bahwa saat ini pemkot menyusun program-program lanjutan setelah Suroboyo Bus dioperasik­an. ’’Nanti akan diikuti program-program berikutnya yang berkaitan dengan penataan angkutan publik,’’ jelasnya kemarin (24/4).

Penataan yang dimaksudka­n, antara lain, mengoordin­asi angkutan-angkutan umum kecil untuk membentuk badan hukum. Selama ini moda seperti angkot masih dimiliki perseorang­an sehingga dishub sulit memperbaik­i kualitas angkutan. Baik fisik maupun pelayanann­ya. ’’Kami akan mengganden­g pihak lain, operator-operator yang sudah mapan, untuk bekerja sama (mengelola angkutan umum),’’ papar Irvan.

Di samping itu, dishub berencana menata kembali rute lain untuk angkutan umum. Irvan menilai rute yang ada saat ini belum cukup untuk menjangkau seluruh wilayah di Surabaya secara maksimal. Masih ada titik-titik permukiman baru yang belum dilayani angkutan umum, bahkan yang kelas kecil sekalipun. ’’Kami mungkin akan coba koridor lain,’’ jelasnya.

Untuk permukiman atau perumahan baru, dishub bakal menyiapkan trunk and feeder. Irvan menjelaska­n, feeder kecil akan diplot untuk melayani penumpang dari tempat tinggal mereka. Sementara itu, trunk bakal melayani penumpang yang berpindah dari feeder dan hendak mengakses angkutan masal yang lebih besar atau angkutan masal cepat (AMC). Namun, saat ini baru trunk yang realisasin­ya sudah dimatangka­n. Feeder menyusul.

Irvan menambahka­n, pihak pengelola angkutan memang tidak bisa mengharapk­an keuntungan besar dari operasiona­l angkutan. Karena itu, mereka harus memikirkan sumber pendapatan alternatif sebagai bagian reformasi transporta­si. Misalnya, membangun kerja sama dengan swasta dalam bentuk promosi atau penyediaan space reklame.

’’Halte atau fisik angkutan bisa dikerjasam­akan dalam bentuk reklame. Ini bisa jadi sumber pendapatan lain. Jadi, tidak harus dari penumpang,’’ lanjutnya.

 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ?? LAYANAN UMUM: Bus DAMRI menaikkan penumpang. Reformasi transporta­si perlu segera dilakukan agar angkutan umum yang lain tidak makin tersisih.
DITE SURENDRA/JAWA POS LAYANAN UMUM: Bus DAMRI menaikkan penumpang. Reformasi transporta­si perlu segera dilakukan agar angkutan umum yang lain tidak makin tersisih.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia