Diapresiasi berkat Trotoar Lebar dan Taman Bermain
Negara-negara di wilayah barat laut Benua Eropa yang kerap disebut negara Nordik melakukan road show ke empat kota di Indonesia. Bertajuk Nordic Road Show, acara tersebut menyambangi Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya. Tujuannya satu, bertukar pikiran dan saling sharing untuk kemajuan negara. DALAM Nordic Road Show Surabaya, Surabaya menjadi kota pertama yang dikunjungi pada Sabtu (28/4) lalu di Gedung Siola, Surabaya. Hadir di acara tersebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan perwakilan dari negara Nordik. Terdapat 50 delegasi dari Kedutaan Besar Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Swedia, instansi pemerintahan, dunia bisnis, dan juga universitas yang turut andil dalam acara yang kali pertama diadakan tersebut. Ibu kota negara-negara Nordik, seperti Kopenhagen, Helsinki, Oslo, dan Stockholm dikenal sebagai kota layak huni di dunia serta memiliki indeks tinggi untuk warga yang tinggal di sana. Nordic Road Show membagi ilmu tentang penataan kota dan solusi untuk membuat kota yang lebih layak huni. Tak hanya itu, para delegasi dari Nordic Road Show itu akan belajar tentang solusi-solusi yang sudah dilakukan oleh keempat kota di Indonesia tersebut. Ada beberapa lini yang jadi perhatian, yakni lingkungan, transportasi, edukasi, serta city planning. Pemilihan Surabaya sebagai salah satu kota tujuan bukan tanpa alasan. First Secretary of The Norwegian Embassy Simen Johan Willgohs menuturkan bahwa Surabaya merupakan kota yang mampu berkembang pesat dalam kurun waktu yang cepat. Bahkan, dia terkesan dengan trotoar yang lebar bagi para pejalan kaki, banyaknya ruang terbuka yang bisa digunakan keluarga, serta taman bermain bagi anak-anak. ”Kami sangat tertarik dengan inovasi-inovasi yang digulirkan oleh Surabaya. Apalagi, kota ini mengalami perkembangan pesat dalam sepuluh tahun terakhir,” ujarnya. Hal tersebut diamini oleh Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini. Menurutnya, Surabaya merupakan salah satu kota paling berpengaruh di Indonesia Timur. Hal tersebut tak lepas dari perkembangan lini industri di Kota Pahlawan. Selain itu, pembangunan berbagai fasilitas demi memaksimalkan pelayanan kepada warga juga jadi hal utama. ”Jumlah penduduk Surabaya adalah seperempat ibu kota dengan luas setengah dari ibu kota. Namun, anggarannya cuma sepersepuluh dari ibu kota. Dengan segala keterbatasan dan seluruh sumber daya yang ada, kami bersama-sama mencoba membangun kota,” ungkapnya. Upaya tersebut tak sia-sia. Selama dua periode kepemimpinan, Risma berhasil membangun banyak fasilitas. Di antaranya, pengadaan tiga posyandu yakni posyandu balita, remaja, dan lansia. Ketiganya memberikan fasilitas pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi masyarakat. Inovasi lain adalah didirikannya Comman Center 112 yang dapat menampung laporan masyarakat, mulai perihal kecelakaan, macet, tindak kekerasan, kejahatan, hingga gangguan fasilitas publik. Sarana olahraga juga makin menjamur di Surabaya, misalnya 350 lapangan olahraga yang telah sukses dibangun Risma. Terdapat pula 44 broadband learning center yang memberikan fasilitas belajar komputer atau gadget gratis bagi warganya. ”Semua pembangunan fasilitas ini demi memajukan masrayakat Surabaya. Tentunya, kami bakal terus berinovasi dan memanfaatkan momentum ini untuk menerima masukan dari berbagai negara lain,” imbuh Risma. Bahas Pembangunan di Berbagai Lini Salah satu sektor yang banyak disorot adalah edukasi. Executive Vice President Finland University Pasi Kaskinen mengungkapkan bahwa pihaknya bakal menjadi pendukung utama dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Menurutnya, salah satu masalah yang dialami dunia pendidikan Indonesia kini adalah ketidakmerataan. ”Di Finlandia, pendidikan di kota dan desa punya kualitas merata. Kami sangat memperhatikan perihal equality,” jelasnya. Dia juga menambahkan, pendidikan yang baik bakal memberikan dampak positif ke berbagai sektor. Termasuk industri atau teknologi yang mampu mempercepat upaya pembangunan. Terkait hal tersebut, Finlandia bakal membuka lebar beasiswa bagi pelajar Indonesia yang berencana melanjutkan studi di sana. Solusi masalah urbanisasi disampaikan oleh Duta Besar Norwegia Vegard Kaale. Baginya, banyaknya arus urbanisasi juga menegaskan adanya kesenjangan sosial di Indonesia. ”Masalah ini juga pernah kami hadapi, tapi kami berhasil merumuskan solusinya. Untuk itu kami akan berbagi di acara ini,” ujar Vegard. Peningkatan kualitas hidup menjadi perhatian Duta Besar Swedia Johanna Brismar Skoog. ”Salah satu upaya peningkatannya adalah dengan memajukan transportasi yang menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat,” imbuh Johanna. Duta Besar Denmark Rasmus Abildgaard Kristensen memaparkan bahwa pihaknya bakal banyak berbicara tentang isu lingkungan, iklim, dan sumber energi yang bagus. Dia juga mengatakan sangat mendukung adanya Nordic Road Show tersebut. ”Negara-negara di Nordik sangat siap memberikan support bagi Indonesia. Salah satunya lewat sharing masalah, pengetahuan, dan pengalaman,” ungkapnya. (ree/xav)