Periksa Semua Jembatan di Pantura
GRESIK – Semakin padat volume lalu lintas (lalin) di sepanjang Jalan Daendels. Jalur di kawasan pantai utara (pantura) Gresik itu menjadi alternatif setelah Jembatan Widang, Tuban, ambrol Selasa (17/4). Jembatan Sembayat dikhawatirkan tidak mampu bertahan untuk menyangga beban arus lalin. Kondisinya sudah bergetar.
Kemarin (24/4) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII, Dinas Perhubungan Jatim, Dishub Gresik, dan Satlantas Polres Gresik menyurvei bersama kondisi jalur pantura mulai Gresik hingga Tuban. Termasuk, beberapa jembatan di sepanjang rute tersebut. Di antaranya, Jembatan Manyar, Jembatan Tanggok, dan Jembatan Sembayat. Kondisi jembatan dianggap masih layak untuk dilewati.
Diperkirakan, jumlah kendaraan yang melintas semakin tinggi menjelang bulan suci Ramadan. Lebih-lebih saat mudik Lebaran.
Kasatlantas Polres Gresik AKP Wikha Ardilestanto mengatakan, dalam rapat koordinasi di Dishub Jatim, kondisi sejumlah jembatan tersebut dinyatakan layak. ”Bila ada perbaikan, ditargetkan maksimal 10 hari,” ujar Wikha kemarin. Meski demikian, ke depan, pemeriksaan dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi tiap-tiap jembatan.
BBPJN VIII telah memasang sejumlah banner di jembatan. Isinya imbauan agar kendaraan besar seperti bus, tronton, dan trailer bergantian lewat. Wajib menjaga jarak depan 20 meter.
Selain imbauan, dipasang rambu larangan berhenti di atas jembatan. Larangan itu hanya dipasang di Jembatan Sembayat. Jembatan Sembayat dibangun pada 1990-an. Kendaraan melintas di atas aliran Bengawan Solo dari dua arah. Yakni, arah Gresik menuju Lamongan dan sebaliknya, Lamongan menuju Gresik. Kondisi jembatan bergetar bila kendaraan berat.
Kepala BBPJN VIII Ketut Damahana menyatakan, Jembatan Sembayat masih layak untuk digunakan. Asal, beban jembatan tidak sampai 80 ton. ”Besok (hari ini, Red) kami survei lagi. Memastikan Jembatan Sembayat benar-benar layak atau tidak,” katanya.