Jawa Pos

ITS Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

-

SURABAYA – Era revolusi industri 4.0 membuat perguruan tinggi negeri (PTN) harus mempersiap­kan diri. Termasuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kemarin (24/4) seluruh pimpinan ITS menyusun langkah strategis untuk menghadapi era revolusi industri generasi keempat itu. Salah satunya membuat program teaching industry.

Rektor ITS Prof Joni Hermana menyatakan, teaching industry menciptaka­n tempat praktik latihan kerja untuk calon lulusan mahasiswa. Tujuannya, mahasiswa siap dan tidak canggung lagi saat bekerja di dunia industri. ’’Itu menjadi langkah strategis agar mahasiswa tidak perlu ke tempat lain untuk menjadi insinyur,’’ tuturnya.

Saat ini ITS membangun techno park sebagai lokasi teaching industry. Namun, karena belum kelar, program teaching industry dilangsung­kan dengan pola magang di perusahaan industri, baik dalam maupun luar negeri. Program tersebut berjalan sejak tahun lalu. ’’Kami sudah mengirim 100 mahasiswa untuk program tersebut. Ada yang ke Gresik dan Jakarta. Lamanya bisa 2–6 bulan,’’ paparnya.

Joni menuturkan, program tersebut tentu menarget lebih banyak mahasiswa untuk bisa memperoleh pengalaman magang di industri dengan dibiayai kampus. Saat ini program magang industri tersebut akan dikaji untuk bisa masuk sistem kredit semester (SKS). ’’Tahun ini kami ingin lebih banyak lagi mahasiswa yang dikirim

magang industri,’’ katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor IV ITS Prof Ketut Buda Artana mengatakan bahwa konsep teaching industry sejatinya sudah

Tahun ini kami ingin lebih banyak lagi mahasiswa yang dikirim magang industri.”

PROF JONI HERMANA Rektor ITS

lama ada. Tetapi mulai digaungkan Presiden Joko Widodo belakangan ini. Teaching industry yang sudah berlangsun­g di ITS adalah otomotif, kreatif industri, dan maritim.

Di bidang otomotif, salah satu yang sudah dilakukan adalah membuat kendaraan listrik di gedung pusat nasional. ITS memiliki industri skala kecil. Di dalamnya terdapat mahasiswa yang bisa menyiapkan prototipe skala industri. ’’Agar mahasiswa bisa terbiasa ketika terjun di dunia industri,’’ tuturnya.

Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga di industri skala kecil. Jika industri besar mempertimb­angkan ekonomi, ITS lebih pada memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam membuat prototipe skala industri. ’’Hal serupa terlihat di bidang maritim, mahasiswa juga mendesain beberapa kapal skala industri,’’ paparnya.

Karena itu, dibutuhkan gedung creative center yang bisa menampung seluruh prototipe buatan mahasiswa. Namun, gedung pusat kreatif tersebut masih belum dibentuk. Meski begitu, banyak mahasiswa yang sudah beraktivit­as. ’’Banyak desain MRT dan kereta api dari ITS. Itu bisa dimasukkan ke gedung pusat kreatif nanti,’’ jelasnya.

Yang menjadi tantangan mendatang adalah sistem peraturan akademik. Sebab, selama ini sistem magang itu masih belum masuk SKS.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia