Jawa Pos

Wali Kota Dipijat hingga Liyer-Liyer

Binaan Dinsos, Buka Panti di Siola

-

SURABAYA – Mal pelayanan publik di Siola punya fasilitas baru. Panti pijat tunanetra. Panti yang berdekatan dengan Museum Surabaya itu diresmikan pemkot kemarin (26/4). Pemkot ingin panti pijat tersebut bisa membuka banyak lapangan pekerjaan. Terutama bagi penyandang disabilita­s.

Total ada delapan pemijat yang bekerja di sana. Semuanya tunanetra. Mayoritas sudah punya pengalaman memijat. Meski begitu, pemkot tetap memberikan pelatihan dan sertifikas­i bagi tenaga pemijat di sana. ’’Mereka sudah mendapat sertifikas­i dari dinas kesehatan,’’ jelas Kepala Dinas Sosial Surabaya Supomo kemarin.

Untuk jasa pijat, mereka me- masang tarif yang cukup terjangkau. Yakni, hanya Rp 50 ribu per setengah jam.

Dinsos bekerja sama dengan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) untuk membuka tempat-tempat pijat tersebut. Kasi Rehabilita­si Penyandang Cacat dan RSDK Dinsos Surabaya Agus Rosid menuturkan, ada 25 anggota Pertuni yang dilibatkan di tempat pijat binaan dinsos di seluruh Surabaya.

Rencananya, panti pijat semacam itu tidak hanya dibuka di tempat-tempat publik, tetapi juga di permukiman. Terutama di flat milik pemkot.

Salah seorang tenaga pemijat bernama Anik Indrawati. Perempuan yang tinggal di Simo Pomahan tersebut mengaku sudah menjadi tukang pijat selama bertahun-tahun.

Anik juga diminta untuk memijat Wali Kota Tri Rismaharin­i setelah melakukan gunting pita peresmian kemarin. Anik memijat kaki wali kota dua periode itu dengan losion berbotol putih yang biasa dia bawa. ’’Bu Risma sampai liyer-liyer (terkantuk-kantuk) tadi (kemarin),’’ ujarnya setelah selesai memijat.

 ?? DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS ?? PIJAT REFLEKSI: Anik Indrawati memijat kaki Tri Rismaharin­i kemarin.
DEBORA DANISA SITANGGANG/JAWA POS PIJAT REFLEKSI: Anik Indrawati memijat kaki Tri Rismaharin­i kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia