Jawa Pos

Satpol PP Incar Nelayan Perusak Ekosistem

Kerap Dilakukan Warga Luar Kota

-

SURABAYA – Bulan ini pemkot mengadakan lima kali operasi tangkap tangan (OTT) terhadap nelayan. Mereka kerap melanggar aturan. Di empat operasi sebelumnya, pemkot yang dibantu aparat Polairud Polda Jatim berhasil menangkap nelayan yang menggunaka­n listrik dan pukat harimau. Cara itu dilarang karena merusak ekosistem laut.

Operasi kelima dilakukan kemarin (26/4). Dengan keberhasil­an empat operasi sebelumnya, tim merasa percaya diri. Mereka berkumpul di dekat Tempat Pelelangan Ikan Romokalisa­ri sejak pukul 10.00. Targetnya adalah nelayan di Teluk Lamong. Kabarnya, banyak yang menggunaka­n pukat harimau untuk mencari ikan dan kerang.

Dua speedboat, 1 perahu kayu, dan 1 perahu karet berangkat beriringan. Saat dalam perjalanan, petugas justru berpapasan dengan sejumlah nelayan yang kembali ke daratan. Perahu terus dipacu hingga ke ujung Pelabuhan Teluk Lamong. Di sisi timur pelabuhan tersebut, biasanya banyak nelayan. Namun, siang itu tampaknya operasi sudah bocor. Tak ada nelayan sama sekali. Tim pun menyebar, tapi tetap saja tak ada hasilnya.

Kasi Perikanan Tangkap Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya Maria Agustin Kristining­tyas mengatakan, operasi gabungan tersebut dilaksanak­an setiap bulan. Dia bakal menyusun strategi baru untuk mendapat tangkapan lebih banyak. Salah satunya dengan mengganden­g nelayan Surabaya. ”Karena yang banyak justru dari luar kota,” lanjutnya.

Nelayan luar kota yang berasal dari Lamongan, Gresik, Pasuruan, hingga Bojonegoro sengaja datang ke Surabaya. Hutan mangrove yang masih terjaga di kawasan timur dan utara Surabaya membuat mereka rela datang jauhjauh.

 ?? SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS ?? PENGAWAS PANTAI: Satpol PP berpatroli di perairan utara Surabaya kemarin. Mereka mencari nelayan yang nakal.
SALMAN MUHIDDIN/JAWA POS PENGAWAS PANTAI: Satpol PP berpatroli di perairan utara Surabaya kemarin. Mereka mencari nelayan yang nakal.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia