Harapkan Bantuan Gapura dan Modal Usaha
Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji Perjuangkan Aspirasi Kampung Dinamo
UMKM dan sentra industri kini menjamur di Surabaya. Produknya bahkan sukses menembus pasar internasional. Namun, beberapa sentra industri masih menemui kendala dan kurang kepedulian pemerintah.
BERBAGAI permasalahan di ranah UMKM tersebut mendapat sorotan khusus Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji. Salah satu yang menyita perhatiannya adalah Kampung Dinamo di Jalan Bratang Gede I, Kelurahan Ngagel Rejo. Cak Ji, sapaannya, pun berkunjung langsung untuk menemui para pelaku industrinya.
Di sepanjang Jalan Bratang Gede I memang berderet rumah waga yang menjadi bengkel (workshop) jasa perakitan dan servis dynamo. Permintaan penggulungan dinamo kerap datang dari berbagai wilayah. Potensi wilayah tersebut pun sangat besar. Sayang kalau tidak mendapat dukungan dari pemerintah.
”Mereka punya skill mumpuni, bahkan setara luar negeri. Potensi tersebut membuat pesanan datang dari berbagai daerah,” ujar Cak Ji. Hal yang membuat Armuji makin terkesan adalah kemampuan warga yang dipelajari secara otodidak.
Sejarah wilayah Kampung Dinamo diceritakan oleh Ketua Komunitas Kampung Dinamo Pakhe. Menurutnya, Kampung Dinamo sudah ”hidup” sejak dekade 60-an. Industri di Kampung Dinamo merupakan usaha turun temurun. Termasuk perihal skill yang diwariskan. Terdapat setidaknya 71 bengkel yang hingga kini berdiri dan terus berproduksi.
”Bengkel-bengkel tersebut menyerap setidaknya tiga pekerja. Jadi, total tenaga kerja yang terserap mencapai ratusan. Kami bisa membantu mengurangi jumlah pengangguran di Surabaya,” ujar Pakhe.
Berharap Bantuan Nyata Pemkot
Reputasi Kampung Dinamo sudah populer di level Asia Tenggara. Capaian tersebut didapat berkat kualitas yang selalu dijaga. Cak Ji yakin, dengan skill tinggi para perajin dinamo, tak mustahil jika kampung tersebut terus berkembang.”Kuncinya, dukungan dari pemerintah mutlak diperlukan. Dukungan tersebut bakal bersinergi dengan semangat warga,” ungkapnya.
Hal tersebut diamini Wakil Ketua Komunitas Kampung Dinamo Iwan Setiono. Menurutnya, Pemkot harus ikut andil dalam pengembangan Kampung Dinamo. Keterlibatan tersebut dapat berupa banyak hal. Di antaranya bantuan dalam bentuk modal. ”Apalagi, bahan-bahan banyak yang kami impor dari luar negeri,” ujarnya.
Sebelumnya, Kampung Dinamo pernah menerima bantuan modal. Namun, jumlah yang tidak mencukupi membuat modal tersebut tak efektif.
Gapura kampung juga menjadi kendala warga. Iwan menuturkan, kampung tersebut membutuhkan tetenger sebagai tanda wilayah sentra industri. Pasalnya, pengunjung tak cuma datang dari daerah sekitar, namun juga luar pulau hingga luar negeri. Selama ini pihaknya kerap meminta pembangunan gapura. Tapi, hingga kini tak kunjung mendapat uluran tangan.
Armuji pun mendorong Pemkot untuk memberikan perhatian bagi Kampung Dinamo. Menurutnya, dana CSR yang dimiliki Pemkot selayaknya dianggarkan untuk pembangunan gapura. ”Dana CSR Pemkot cukup banyak. Ada baiknya jika dialirkan untuk menambah ikon kampung dalam bentuk gapura,” tutur Armuji.
Cak Ji menambahkan, modal yang digelontorkan Pemkot juga harus diperhitungkan. Sebab, usaha dinamo memerlukan modal tak kecil. ”Modalnya minimal ratusan juta, karena memang bahannya juga mahal dan beberapa impor. Jika modal yang diberikan mencukupi, pasti warga bisa mengembangkan usahanya,” imbuhnya.
Kampung Dinamo menurut Cak Ji mampu menjadi sentra industri yang berkembang ke lini internasional. Yang paling penting, Pemkot harus mampu mengayomi dan membantu warga dalam pelaksanaannya.
“Pemkot harus ambil langkah konkret. Bantuan harus benarbenar dirasakan warga. Jika Kampung Dinamo berkembang, Surabaya bisa lebih terangkat di dunia internasional juga, kan?”
ARMUJI Ketua DPRD Kota Surabaya
POTENSIAL: Armuji (kanan) saat mengunjungi workshop milik Pakhe (kiri) yang mengerjakan dinamo untuk kapal.