Memori SMA Jadi Cerita Ludruk
Cara SMAN 7 Helat Reuni
SURABAYA – Dua siswa SMA dengan seragam putih abu-abu memasuki kantin. Mereka duduk di kantin dan menyapa Bu Dar, ibu kantin SMA Negeri 7 Surabaya. Disusul oleh dua siswi berseragam pramuka. Kantin makin ramai. Padahal, jam pelajaran sedang berlangsung saat itu.
Kejadian itu tidak benar-benar terjadi di kantin SMA Negeri 7, tetapi di panggung Ludruk Irama Budaya Nusantara. Lakon berjudul Gita Cinta dari SMA itu dimainkan untuk menyambut alumni SMA Negeri 7 Surabaya. Para karakter yang ada di panggung pun terinspirasi dari beberapa alumnus yang bersekolah di sana. ’’Ya, kami ambil ceritanya dari kenakalan masa itu,’’ ungkap Meimura, sutradara Ludruk Irama Budaya Nusantara.
Para alumnus pun ramai bila muncul karakter tokoh yang paling berkesan bagi mereka. Salah satu di antaranya, ketika tokoh Ibu Nanik muncul. ’’Ini kenapa ramai di kantin? Sekarang kan jam pelajaran!’’ teriak Arie Setiawan, pemeran tokoh Ibu Nanik.
Siswa-siswi yang ketahuan nongkrong dan berkelahi di kantin kemudian kena getahnya. Ibu Nanik menjemur mereka di lapangan upacara. Tawa para alumnus tak terelakkan melihat para aktor jongkok di panggung memperagakan hukuman yang diberikan oleh Ibu Nanik.
Ada sekitar 90 alumnus dari berbagai angkatan hadir untuk menikmati penampilan para aktor ludruk itu. ’’Memang, nama tokoh bu kantin dan guru yang terkenal galak itu nyata,’’ ucap Rosida, ketua Paguyuban Alumni SMAN 7 Surabaya. Meimura menjelaskan, para alumnus ingin mengingat memori masa SMA melalui ludruk. ’’Ada sosok fenomenal dari siswa dan juga guru,’’ imbuhnya.
Ludruk bukan hanya satusatunya kesenian tradisional yang dinikmati bersama oleh mereka. Rosida menjelaskan, agenda Paguyuban Alumni SMA Negeri 7 akan terus bertambah dalam bidang kesenian tradisional. ’’Kami ingin lebih mengapresiasi kesenian tradisional kita. Kali ini ludruk dulu,’’ ucap perempuan yang bekerja sebagai notaris tersebut.