Jawa Pos

Tiga Triatlon, Dua Podium

Nadia Natassia Soewandito, dari Podium Triatlon Menatap Ironman

-

Nama Nadia masih baru di dunia triatlon. Namun, dia sudah merasakan sensasi berdiri di atas podium. Terakhir, dia menjuarai Sungailiat Triathlon 2018 kategori standard distance under age 31. Disiplin tinggi menjadi kunci keberhasil­an perempuan asal Surabaya itu.

ALASAN utama Nadia Natassia Soewandito berolahrag­a adalah melawan penyakit asma yang dideritany­a. Saat remaja, dia bolakbalik masuk rumah sakit karena penyakit tersebut. Setahun bisa lima kali opname. Sejak rutin berolahrag­a, Nadia merasa kecenderun­gan asmanya untuk kambuh semakin turun.

”Belum hilang sama sekali, tapi mengurangi,” jelas perempuan 28 tahun itu. Awalnya hanya karate dan fitnes. Pada 2014, dia iseng mengikuti lomba lari 5K. ”Karena merasa udah biasa nge-gym, jadi ikut aja,” tuturnya. Saat menjalani kompetisi, Nadia merasa sangat berat untuk konsisten berlari sejauh itu. ”Aku jadi penasaran, kok belum setengah sudah jalan kaki ya?” kata alumnus Universita­s Ciputra tersebut.

Sejak itu, Nadia mulai berlatih lari. Dia ikut komunitas SPG Runner di Surabaya. Selain itu, Nadia menyewa pelatih khusus. Dari situ, dia mulai belajar tentang mengatur energi. ”Diatur agar bisa konsisten lari terus sepanjang race,” ucapnya.

Dari komunitas, Nadia dan para pelari lain saling berbagi informasi. Belajar dan bertukar pikiran tentang nutrisi dan program latihan. Setelah 5K, Nadia ingin mencoba menaklukka­n 10K. Dia mencoba race 10K pada 2015, kemudian naik kelas ke halfmarath­on (21,0975 km) dan fullmarath­on (42,195 km). ”Pertama kali ikut full-marathon itu akhir 2016,” ucapnya. Dia menjadi virgin

marathoner di Singapore Marathon 2016. Catatan waktunya saat itu 5 jam 10 menit 59 detik.

Nadia kembali penasaran dan ingin mendobrak batas kemampuan sendiri. Pada September 2017, dia memutuskan mendaftar kompetisi triatlon pertamanya, Bali Internatio­nal Triathlon 2017. Sebagai pemula, dia memilih kategori sprint

distance, yakni berenang 750 meter, bersepeda 20 km, dan berlari 5 km. Padahal, saat itu dia belum pernah mengikuti lomba renang, apalagi bersepeda. ”Sepedanya aja belum punya waktu itu,” imbuhnya, kemudian tertawa.

Tak ada kata mundur bagi Nadia. ”Bagiku, kalau sudah daftar, ya harus sampai selesai, gak ada menyerah,” katanya. Dia memutuskan membeli sepeda dan berlatih keras dalam jangka waktu hanya satu bulan. ”Sebanyak 65 persen latihan aku fokuskan ke sepeda,” imbuh alumnus SMAK Frateran itu.

Mendekati Oktober 2017, Nadia terus memacu kemampuann­ya. ”Kata orang, untuk perempuan pemula seperti aku, 1 jam 45 menit itu sudah bagus,” jelasnya. Saat latihan, Nadia menyebut dirinya pernah menyentuh rekor waktu 1 jam 30 menit. Hal itu semakin memacu kepercayaa­n dirinya. Dan benar, Nadia berhasil mencetak waktu 1 jam 33 menit 44 detik. Itu menempatka­n Nadia di posisi podiumke-2 dalam Bali Internatio­nal Triathlon 2017 kategori sprint

distance usia 20–29 tahun. Bagi Nadia, kunci utama untuk meraih podium adalah kedisiplin­an dan konsistens­i. ”Kalau hanya lari, waktunya bisa lebih fleksibel. Tapi triatlon?” kata anak kedua dari tiga bersaudara itu. Tantangan menekuni triatlon adalah harus membagi waktu untuk ketiga cabang. ”Kalau lari bisa pagi dan sore. Jadi, kalau malas pagi, ya latihan sore,” imbuhnya. Untuk saat ini, dia harus menggunaka­n waktunya di pagi hari untuk berlatih sepeda. ”Gak bisa ditunda, kalau sore jalanan ramai,” jelas perempuan yang berdomisil­i di Pakuwon City tersebut.

Nadia mengakui, kedisiplin­an dan konsistens­i itu dipelajari sejak mengikuti karate. ”Aku ikut PMK Kyokushink­ai. Budayanya masih Jepang sekali,” ucapnya. Sejak itu, prinsip untuk disiplin dan konsisten jadi cara Nadia berlatih.

Semakin mendekati hari H kompetisi, Nadia justru tak memaksakan diri. Dalam jangka waktu seminggu menuju kompetisi, Nadia biasanya berlatih sesantai mungkin. ”Peaknya malah ketika tiga minggu sebelum event,” jelasnya.

Kini Nadia sudah menargetka­n kompetisi yang akan dia ikuti selanjutny­a. Ironman 70.3 Bintan 2018 akan jadi kompetisi selanjutny­a. Acara tersebut akan dilaksanak­an Agustus 2018. ”Akan ambil half-Ironman (berenang 1,9 km, bersepeda 90 km, dan berlari 21,1 km),” jelasnya. Kali ini, dia belum menargetka­n posisi podium. ”Sementara targetku itu finis half-Ironman di bawah 7 jam,” ucapnya. Setelah mengikuti Ironman 70.3 Bintan 2018, Nadia akan bersiap untuk mengikuti Bali Internatio­nal Triathlon 2018.

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? DISIPLIN: Triathlete Surabaya Nadia Soewandito di Grand Island, Pakuwon City, Surabaya, Sabtu (28/4).
HANUNG HAMBARA/JAWA POS DISIPLIN: Triathlete Surabaya Nadia Soewandito di Grand Island, Pakuwon City, Surabaya, Sabtu (28/4).
 ?? NADIA SOEWANDITO FOR JAWA POS ?? KE LAUT: Nadia saat mengikuti Sungailiat Internasti­onal Triathlon 2018 kategori olympic distance 21 April lalu. Dia memenangi race tersebut untuk kategori usia di bawah 31 tahun.
NADIA SOEWANDITO FOR JAWA POS KE LAUT: Nadia saat mengikuti Sungailiat Internasti­onal Triathlon 2018 kategori olympic distance 21 April lalu. Dia memenangi race tersebut untuk kategori usia di bawah 31 tahun.
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia