Owi/Butet Masih Puasa Gelar
Ganda Campuran Krisis Pelapis
WUHAN – Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir harus berjuang lebih keras untuk mengakhiri paceklik gelar yang mereka alami tahun ini. Pada final Badminton Asia Championships (BAC) 2018, Owi/Butet harus takluk oleh pasangan Tiongkok Wang Yilyu/Huang Dongping yang juga unggulan kedua pada ajang kali ini.
Hasil tersebut memperpanjang penantian gelar peraih medali emas Olimpiade Rio 2016. Terhitung, sejak Indonesia Open Superseries Premier Juni 2017, Owi/Butet belum mendulang gelar. Sebelumnya, mereka juga hanya menjadi runner-up Indonesia Masters 2018.
Owi mengakui bahwa mereka kurang sabar saat bermain
menghadapi pasangan peringkat ketiga dunia itu. ’’Lawan hari ini tidak mudah dimatikan. Beda dengan lawan yang kemarin (semifinal, Red),’’ kata Owi dalam surat elektronik PP PBSI.
Serangkaian turnamen dalam tiga bulan ke depan juga akan menjadi media persiapan bagi Owi/Butet menjelang Asian Games. Sebab, mereka masih diharapkan bisa memberikan sumbangsih bagi kontingen Merah Putih. Terlebih, saat ini kondisi ganda campuran pelapis di pelatnas juga belum menemukan konsistensi.
Richard Mainaky, pelatih ganda campuran Indonesia, pun sudah mengambil keputusan strategis dengan merotasi beberapa pasangan sejak awal tahun. Ricky Karandasuwardi ditarik dari ganda putra untuk berpasangan dengan Debby Susanto. Sementara itu, Praveen Jordan berduet dengan Melati Daeva.
Namun, sejauh ini performa mereka juga belum menjanjikan. Terkait dengan penampilannya di final kemarin, Butet, sapaan Liliyana Natsir, menuturkan
bahwa akibat terlalu fokus dalam permainan, mereka malah memainkan pola monoton.
’’Memang yang penting itu dari pikirannya. Dapat poinnya memang susah, tapi harus lebih sabar,’’ ucapnya. Dengan usia yang tidak lagi muda, 32 tahun, Butet juga diharapkan bisa lebih menjaga kondisi fisiknya.
Selain Owi/Butet, masih ada Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta yang mendulang perunggu. Itu terjadi setelah mereka berakhir di semifinal Sabtu lalu. Mereka kalah oleh juara di sektor ganda putri, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. Selanjutnya, Della/Rizki akan mengadu peruntungan di Australia Open 2018 pekan ini.
Sementara itu, comeback luar biasa diperlihatkan tunggal putra Jepang, Kento Momota. Pebulu tangkis 23 tahun tersebut mampu bangkit setelah menjalani skors lantaran terlibat skandal judi di Jepang pada 2015. Momota menang atas jagoan Tiongkok Cheng Long di laga final dengan skor akhir 21-17, 21-13.
Di tunggal putri, Tai Tzu Ying, pebulu tangkis nomor 1 dunia dari Taiwan, masih mendominasi hasil akhir. Dia mengalahkan pemain muda tuan rumah, Chen Yufei, dalam straight game, 21-19, 22-20. Adapun all Jepang Finals di ganda putri dimenangkan Yuki Fukushima/ Sayaka Hirota. Mereka mengalahkan Misaki Matsutomo/ Ayaka Takahashi, 21-18, 18-21, 21-15.