Jawa Pos

Pencurian Soal UNBK Libatkan Bimbel

Kepala SMPN 54 Diperiksa Hari Ini

-

SURABAYA – Satu per satu potongan puzzle kasus dugaan pencurian soal UNBK di SMPN 54 Surabaya mulai ditemukan. Kapolresta­bes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan menyatakan, ada keterlibat­an lembaga bimbingan belajar (bimbel) dalam kasus tersebut.

Keterlibat­an bimbel itu terungkap setelah polisi melakukan penyelidik­an awal pada 26 April. SMPN 54 Surabaya yang menjadi lokasi dugaan pencurian soal UNBK berada di Kecamatan Bulak yang masuk wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Namun, bimbel berlokasi di wilayah polrestabe­s. ”Lokasi lembaga bimbel itu jadi pertimbang­an awal. Makanya, kami yang nangani,” ucap Rudi.

Namun, saat ditanyai lebih lanjut terkait lembaga bimbel mana yang terlibat, Rudi enggan menjawab

Lokasi lembaga bimbel itu jadi pertimbang­an awal. Maka, kami yang nangani.” KOMBESPOL RUDI SETIAWAN Kapolresta­bes Surabaya

”Aduh, kok pertanyaan­nya jadinya ke sana. Jangan dulu lah ya. Ini kan masih proses,” katanya.

Lembaga bimbel itu sejak awal disebut-sebut polisi sebagai pihak ketiga di luar sekolah. Kuat dugaan, merekalah yang memasok jawaban soal UNBK ke pihak sekolah. Dugaan menguat karena jawaban soal tidak bisa diterima siswa yang sedang mengikuti ujian. Apalagi, ada dilarang membawa handphone ke dalam ruang ujian.

Karena itulah, polisi juga mendalami dugaan keterlibat­an pihak sekolah. Polisi sudah memeriksa lima dari sekolah dan dinas pendidikan (dispendik). Kepala SMPN 54 Surabaya Keny Erviati sudah dijadwalka­n menjalani pemeriksaa­n di polrestabe­s hari ini. Penyidik merasa perlu memanggil Keny lantaran dianggap paling bertanggun­g jawab atas segala kejadian di sekolah.

Saat ditanya mengenai kemungkina­n terlibatny­a Keny dalam kasus pencurian data UNBK, Rudi mengaku tetap mengedepan­kan asas praduga tak bersalah. ”Terlalu dini untuk menghakimi seperti itu,” ucap mantan Dirreskrim­sus Polda Sumsel itu.

Yang jelas, lanjut Rudi, para penyidik unit tindak pidana ekonomi satreskrim sudah mem- formulasik­an sejumlah pertanyaan. Targetnya adalah mengembang­kan kasus tersebut hingga menemukan aktor intelektua­l yang mengatur pencurian soal tersebut. ”Pasti nanti berkembang itu penyelidik­annya,” tegas polisi asal Lampung tersebut.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Agustin Poliana menerangka­n, sebelum UNBK, sebenarnya disepakati bahwa seluruh pihak dilarang membawa HP ke dalam ruangan. Termasuk guru, pengawas, dan kepala sekolah. Itu dilakukan untuk meminimalk­an kebocoran soal. ”Tapi, sepertinya ini dilanggar. Berarti ada yang bermain,” jelasnya.

Agustin menilai permasalah­an kebocoran UNBK dilakukan dengan sangat sistematis. Banyak pihak yang terlibat. Tidak tertutup kemungkina­n ada oknum dinas yang ikut bermain. ”Kalau sampai ada orang dinas yang main, nanti berurusan sama Bu Wali,” ucap politikus PDIP itu.

Permasalah­an di SMPN 54 bukan hanya kasus pencurian data UNBK. Inspektora­t juga bakal mengklarif­ikasi laporan sejumlah guru karena kepala sekolah sering berkata kasar dan mengumpat. ”Nanti sanksinya sesuai PP No 53 Tahun 2010 (tentang Disiplin PNS),” ujar Kepala Inspektora­t Sigit Sugiharson­o.

Agustin juga bakal membahas permasalah­an tersebut dalam rapat komisi. Dia mengaku sudah mencium ketidakber­esan di SMPN 54 sejak sebulan belakangan. Sejumlah guru melaporkan masalah itu ke komisinya. ”Ada gap-gapan. Tapi, yang pihak ini di-back up anggota dewan ini. Kubu yang ini di-back up anggota dewan lainnya,” jelasnya.

Karena itu, dia memilih tidak ikut campur dalam masalah tersebut. Hearing tidak dilakukan hingga sekarang. Namun, setelah melihat permasalah­an semakin besar, dia berencana mengundang dispendik untuk memastikan permasalah­an itu tidak terjadi di sekolah lain.

Anggota Komisi B Baktiono meminta dispendik segera menurunkan jabatan kepala sekolah. Tujuannya, tidak ada upaya penghilang­an jejak dalam kasus tersebut. ”Segera tunjuk Plt kepala sekolah biar kasusnya terang benderang,” terang anggota dewan empat periode itu.

Sebulan lalu Baktiono didatangi sejumlah guru honorer hingga PNS dari SMPN 54. Permasalah­an itu sudah disampaika­n ke dispendik dan inspektora­t. Dia menyampaik­an bahwa para guru tidak cocok lagi dengan kepemimpin­an kepala sekolah. Namun, laporan tersebut tidak ditanggapi dengan serius.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia