Butuh Sinergi Pemkot dan Kodam V
Jadikan Benteng Kedung Cowek sebagai Destinasi Wisata Sejarah
SURABAYA – Sejarah panjang Surabaya membuatnya memiliki banyak jejak yang bisa ditelisik. Salah satunya keberadaan benteng megah di sepanjang Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Kemarin (29/4) berbagai komunitas menggelar acara penelusuran jejak sejarah penjaga Selat Madura tersebut.
Sebanyak 60 orang ikut serta dalam kegiatan itu. Mereka berasal dari berbagai komunitas di Surabaya. Di antaranya, Roode Burg Soerabaia, Surabaya Heritage Society, Sarekat Pusaka Surabaya, dan Love Suroboyo.
Lokasi benteng berada di timur pantai Suramadu, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak. Dilihat dari kejauhan tidak akan kentara. Lebatnya pohon dan tanaman rambat menutupi hampir seluruh bangunan. Apalagi, bentuknya sengaja disamarkan agar tidak terlihat musuh.
Banyak juga peserta susur benteng yang tidak tahu lokasinya.Warga sekitar biasa menyebutnya gudang peluru atau Benteng Kedung Cowek. ’’Dulu memang sempat digunakan sebagai tempat penyimpanan peluru,’’ ujar Kasipam Paldam V/Brawijaya Kapten Sumat.
Salah seorang pendiri Roode Burg Soerabaia, Ady Setiawan, yang memimpin penelusuran benteng mengatakan, ada tujuh bangunan yang masih utuh di timur Suramadu. ’’Dari banyak bangunan pertahanan yang terbentang di Gresik, Surabaya, dan Madura, Benteng Kedung Cowek yang paling utuh,’’ tuturnya.
Tujuh bangunan terdiri atas dua benteng besar. Panjangnya lebih dari 100 meter. Sementara itu, lima lainnya berukuran kecil, sekitar 6 x 6 meter persegi. Ada yang berbentuk lingkaran dan persegi empat. ’’Benteng-benteng ini dibuat tahun 1900-an oleh Belanda,’’ ujar Ady.
Keunikan benteng terletak pada lubang-lubang di dinding yang masih terlihat. Itu adalah bekas tembakan saat terjadi pertempuran puncak pada 10 November 1945. Beberapa lubang masih menyisakan peluru yang tertancap. ’’Butuh 17 hari untuk penjajah mengambil alih benteng ini,’’ katanya.
Namun, kondisi benteng yang dipenuhi semak belukar cukup ironis. Seharusnya, bangunan itu bisa menjadi potensi wisata edukasi. ’’Seperti di Belanda dan Singapura sudah diubah menjadi museum lengkap dengan dioramanya. Bangunan fisiknya pun sama seperti ini,’’ katanya.
Dia berharap segera ada sinergi antara Pemkot Surabaya dan Kodam V/Brawijaya. Terlebih, lokasi itulah yang paling ideal dan paling utuh hingga sekarang.
Danramil Kenjeran Mayor Inf N.H. Irianto menambahkan, Benteng Kedung Cowek layak digunakan sebagai sarana edukasi untuk masyarakat soal sejarah. Namun, lokasi itu masuk wilayah militer. ’’Kami tidak melarang masuk, namun harus izin dulu. Bisa melalui Paldam atau Koramil Kenjeran,’’ katanya.
Soal pengembangan benteng, tidak tertutup kemungkinan itu terjadi. Sebab, selama hal tersebut positif, pasti ada dukungan. ’’Tapi, semua itu tergantung pemimpin. Saat ini kami mengamankan aset negara,’’ ujarnya.
Hal senada diungkapkan seorang guru SD Totok Soedarmanto yang ikut serta dalam penelusuran jejak sejarah itu. Kemarin dia baru tahu bahwa di metropolis ada peninggalan sejarah yang begitu besar. Dia berharap tempat itu menjadi sarana edukasi bagi generasi muda. ’’Nanti akan saya upayakan anak-anak dan guru-guru bisa berkunjung dan belajar sejarah di sini,’’ katanya.