Jawa Pos

Sembilan Jurnalis Gugur

Bom Bunuh Diri Renggut 29 Jiwa

-

KABUL – Nyawa sembilan jurnalis melayang dalam ledakan bom bunuh diri di Kabul, Afghanista­n, kemarin pagi (30/4). Seperti sudah diskenario dengan apik, bom meledak ketika awak media sibuk meliput ledakan sekitar 20 menit sebelumnya di lokasi yang sama. Total, 29 nyawa melayang dalam dua ledakan bom yang diklaim ISIS tersebut.

Pelaku ledakan kedua, menurut Najib Danish, Jubir Kementeria­n Dalam Negeri Afghanista­n, menyaru sebagai jurnalis.

”Sebelum menyelinap ke kerumunan awak media, pelaku sempat menunjukka­n kartu persnya kepada kami. Dia lantas berdiri di antara para jurnalis yang sibuk meliput ledakan pertama, kemudian meledakkan diri,” paparnya sebagaiman­a dilansir Reuters kemarin.

Sembilan jurnalis tewas dalam ledakan bom bunuh diri kedua tersebut. Sekitar 20 menit sebelumnya, bom bunuh diri meledak di dekat kantor badan intelijen Afghanista­n, National Directorat­e of Security (NDS).

Ledakan yang terjadi pada jam sibuk pagi hari itu jelas menarik perhatian media. Para jurnalis yang sebagian besar berasal dari media Afghanista­n segera meliput peristiwa tersebut.

Tak disangka, di tengah kesibukan para reporter itu, bom kedua meledak. Tidak hanya mengakibat­kan nyawa sembilan jurnalis melayang, ledakan kedua itu juga menewaskan sejumlah paramedis. Sebab, saat itu, paramedis pun sibuk menolong para korban ledakan pertama. Danish yakin, para jurnalisla­h yang menjadi sasaran utama pelaku ledakan.

Hashmat Stanekzai, pejabat senior Kepolisian Kabul, melaporkan bahwa korban tewas sekitar 29 orang. Termasuk sembilan wartawan dan empat polisi. Tapi, jumlah itu masih bisa bertambah. ”Ada sekitar 49 korban yang menderita luka serius dan kini menjalani perawatan medis,” paparnya sebagaiman­a dikutip Associated Press. Selain itu, ada puluhan korban yang terluka ringan.

Afghan Journalist­s Safety Committee (AFJSC) mengutuk ledakan dua bom di ibu kota Afghanista­n tersebut. Kematian sembilan jurnalis dalam ledakan kedua itu menjadi kehilangan terbesar bagi AFJSC. Itu merupakan serangan terparah terhadap jurnalis di Afghanista­n setelah pembunuhan yang dilakukan Taliban pada 2016. Saat itu, tujuh wartawan Tolo News meninggal di tangan Taliban.

Salah seorang jurnalis yang kehilangan nyawanya dalam ledakan bom bunuh diri di Kabul kemarin adalah Shah Marai. Di Afghanista­n, kepala fotografer Agence France-Presse (AFP) itu punya nama besar. Sebelum menjadi pewarta foto, bapak enam anak tersebut bergabung dengan AFP sebagai sopir pada 1990-an. Saat itu, dia sering membantu liputan AFP terkait dengan Taliban.

Karena bakat dan minatnya terhadap fotografi, AFP lantas mengirimny­a ke Prancis untuk menjalani latihan sebagai fotografer. ”Sekembalin­ya dari Prancis, dia menjadi fotografer hebat yang lebih banyak mengabadik­an momen humanis lewat kameranya,” kata Mahfouz Zubaide, reporter BBC yang juga rekan Shah Marai.

Oleh rekan-rekannya sesama fotografer, Shah Marai dikenang sebagai sosok yang kalem, murah senyum, dan pemberani. Sebagai senior, dia juga tidak pelit berbagi ilmu.

”Ini kehilangan yang sangat besar bagi kami,” kata Michele Leridon, direktur koordinato­r liputan global AFP.

Beberapa jam setelah dua ledakan di Kabul, bom bunuh diri kembali meledak di Afghanista­n. Kali ini, ledakan yang menarget konvoi pasukan asing itu terjadi di Provinsi Kandahar. Ledakan itu menewaskan sebelas bocah di madrasah yang terletak tak jauh dari lokasi kejadian. ”Serangan-serangan itu membuat rakyat Afghanista­n semakin menderita,” tegas Tadamichi Yamamoto, pejabat PBB di Afghanista­n, kepada CNN.

Dia juga menyesalka­n ledakan di Kabul yang menarget awak media. Senada dengan AFJSC, dia pun menganggap Afghanista­n sebagai negara yang berbahaya bagi wartawan. Presiden Ashraf Ghani mengecam dua ledakan di ibu kota dan ledakan ketiga di Kandahar kemarin.

”Serangan menarget warga sipil, proses demokrasi, jurnalis, dan kebebasan berpendapa­t setara dengan kejahatan perang,” tandasnya.

 ?? MASSOUD HOSSAINI/AP ?? APARAT YANG SEMBURAT: Polisi dan tentara berlarian saat bom kedua meledak di Kabul kemarin. Pelaku bom bunuh diri diduga menyasar jurnalis yang sedang meliput.
MASSOUD HOSSAINI/AP APARAT YANG SEMBURAT: Polisi dan tentara berlarian saat bom kedua meledak di Kabul kemarin. Pelaku bom bunuh diri diduga menyasar jurnalis yang sedang meliput.
 ?? MASSOUD HOSSAINI/AP ?? TERSUNGKUR: Seorang korban duduk tertunduk setelah ledakan.
MASSOUD HOSSAINI/AP TERSUNGKUR: Seorang korban duduk tertunduk setelah ledakan.
 ?? AFP PHOTO-AP ??
AFP PHOTO-AP

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia