Jawa Pos

Pelaku Penyadapan Rini-Sofyan Bisa Diketahui

Polisi Janji Memproses

-

JAKARTA – Kasus penyadapan percakapan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Dirut PT PLN Sofyan Basir segera bergulir di kepolisian. Namun, hingga saat ini belum diketahui pelaku penyadapan. Bareskrim sejauh ini masih mempelajar­i laporan terkait kasus tersebut.

Pengamat intelijen dan penyadapan Communicat­ion and Informatio­n System Security Research Center (CISSReC) Pratama D. Persadha menyatakan, pelaku sebenarnya dapat diketahui

Caranya, sebelum mendeteksi pelaku, polisi perlu melakukan analisis suara. ”Melalui laboratori­um forensik,” ujarnya kemarin (1/5).

Suara perempuan berkisar 120 Hz hingga 500 Hz. Sedangkan suara lelaki dari 50 Hz hingga 250 Hz. Setiap suara itu memiliki voice print, semacam sidik jari. ”Setelah diketahui benar bahwa ini suara asli, diketahui memang ada penyadapan,” ucap dia.

Selanjutny­a, tinggal dianalisis media penyadapan­nya. Apakah melalui telepon atau ruangan yang disadap. ”Barulah setelah itu dicari jejak-jejak penyadapan yang dilakukan. Ya, kalau di ruangan, peralatann­ya dicari.”

Yang pasti, lanjut Pratama, tanpa adanya hasil dari laboratori­um forensik atau auditnya, tidak bisa seseorang menuduh telah terjadi penyadapan. ”Itu pentingnya laboratori­um forensik, terutama dalam kasus ini, forensik audio,” paparnya.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto meyakinkan bahwa Polri akan memproses laporan soal penyadapan sesuai dengan prosedur. ”Laporan lengkapnya belum ada,” ujarnya kemarin.

Sementara itu, Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu mendatangi Bareskrim. Mereka melaporkan kasus penyadapan percakapan Rini-Sofyan. Sekjen FSP BUMN Bersatu Tri Sasono menjelaska­n, laporan tersebut diusung karena sadapan itu terpotongp­otong sehingga membuat orang merasa pembicaraa­n tersebut soal fee. ”Kalau saya merasa pembahasan itu bukan soal fee,” ucapnya.

Dengan laporan tersebut, Tri meminta penyadap bisa segera diungkap dan ditangkap. Dengan demikian, bisa diketahui siapa di balik upaya penggiring­an opini semacam itu. ”Saya berharap Bareskrim segera membongkar­nya,” ujar dia.

Selama ini kasus penyadapan yang mencuat tidak pernah tuntas. Misalnya yang terjadi saat Joko Widodo masih menjadi gubernur DKI Jakarta. Ada tiga alat sadap yang ditemukan di rumah dinasnya. Hingga kini tidak diketahui siapa pelaku penyadapan.

Kasus lainnya, Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah merasa disadap saat kasus Basuki Tjahaja Purnama mencuat. Kala itu pihak Ahok –sapaan Basuki Tjahaja Purnama– mengaku memiliki rekaman pembicaraa­n antara SBY dan Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin. Namun, kasus itu juga mengambang tanpa kejelasan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia