Jawa Pos

Surabaya Butuh Peta Bencana

Pemkot Gandeng ITS Bikin Penelitian

-

SURABAYA – Pemkot belum memiliki peta bencana. Karena itu, panitia khusus (pansus) rancangan peraturan daerah (raperda) rencana detail tata ruang kota (RDTRK) bakal membahas secara khusus ketahanan bencana. Hal itu dilakukan setelah Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merilis data bahwa Surabaya dilalui sesar atau patahan aktif.

Yang sudah terdeteksi saat ini adalah Sesar Kendeng. Patahan itu memanjang dari perairan Flores hingga Semarang. Ada juga Sesar Waru di perbatasan Surabaya–Sidoarjo. Patahan tersebut berpotensi menimbulka­n gempa hingga 6,5 skala Richter (SR).

Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Eri Cahyadi menerangka­n bahwa data dari pemerintah pusat belum detail. Karena itu, pihaknya berencana mengganden­g pakar kebumian dan bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). ’’Koordinat pastinya mana saja masih belum detail. Karena itu, perlu penelitian lebih lanjut dengan ITS,’’ kata alumnus ITS tersebut.

Eri menyatakan, menetapkan zona bencana pada RDTRK dinilai penting. Dengan begitu,

warga di kawasan rawan gempa bakal mendapat sosialisas­i tanggap bencana. Selain itu, bangunan-bangunan di atas sesar tersebut harus tahan gempa.

Saat peta bencana terbentuk, fungsi dan peruntukan kawasan tidak akan diubah. Misalnya, sesar tersebut melintasi wilayah permukiman, peruntukan wilayah itu tetap permukiman. Tidak akan diubah jadi ruang terbuka hijau atau peruntukan yang lain. ’’Cuma di daerah tersebut perencanaa­n penanggula­ngan bencananya bisa diperkuat,’’ papar pejabat eselon II itu.

Ketua Kelompok Kajian Bencana ITS Surabaya Amien Widodo mengatakan belum berkoordin­asi dengan pemkot hingga kemarin. Namun,tawaranker­jasamaters­ebut sangat dinanti.(sal/c15/git)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia