UINSA Terima 1.548 Calon Mahasiswa Baru
Melalui Jalur SPAN-PTKIN
SURABAYA – Pengumuman Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berlangsung kemarin (1/5). Calon mahasiswa dapat melihat hasil seleksi di website resmi SPAN-PTKIN. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menerima 1.548 calon mahasiswa baru (camaba).
’’Peserta dapat melihat hasilnya di dua jalur. Di website nasional, mulai dapat diakses pagi hari. Kalau di website kami, mulai pukul 17.00.” ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UINSA Syamsul Huda. Sistem tersebut dapat mempermudah sekaligus mempercepat peserta melihat hasilnya.
Dari 21.328 pendaftar, UINSA telah menerima 1.548 camaba melalui jalur SPAN-PTKIN. Jumlah tersebut ternyata lebih banyak jika dibandingkan dengan kuota yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu 1.474 orang. ’’Ada tambahan 74 orang,’’ ujarnya. Tambahan itu telah disesuaikan dengan peraturan pemerintah pusat, yakni Kementerian Agama.
Kuota tambahan itu diperuntuk- an peserta afirmasi. Terutama camaba dari daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Menurut dia, mereka memiliki kesempatan yang sama dengan peserta lain dari daerah maju di Indonesia. Meski begitu, ucap Huda, proses seleksi tetap dilakukan secara ketat. Nilai peserta menjadi perhatian utama PTKIN. ’’Mereka tetap bersaing nilai antarsekolah dan sekabupaten/kota,’’ jelasnya. Tentu saja, standar nilai satu daerah dengan daerah lainnya berbeda.
Penambahan kuota itu tersebar di 24 program studi (prodi) keagamaan sesuai pilihan setiap pendaftar. Huda memberikan peringatan keras bagi peserta yang sudah diterima melalui jalur SPAN-PTKIN untuk tidak membuang kuota. Sebab, PTKIN bisa mem-blacklist sekolah tempat siswa tersebut berasal. ’’Misalnya, siswa yang sudah diterima, tapi tidak jadi daftar ulang. Itu sebaiknya jangan dilakukan,’’ ucapnya.
Yang belum lolos SPAN-PTKIN masih memiliki peluang dengan mendaftar ujian masuk (UM). Sementara itu, yang sudah dinyatakan lolos seleksi dapat melanjutkan proses selanjutnya sesuai dengan arahan di website. Peserta dapat melengkapi data administrasi. Salah satunya, memilih uang kuliah tunggal (UKT). ’’Pemilihan UKT dapat disesuaikan kemampuan masing-masing,’’ tutur Huda. Meski begitu, setiap camaba diwajibkan memberikan bukti sesuai pilihan UKT.
Pihak kampus sudah memiliki data setiap camaba. Dengan begitu, pihaknya berharap camaba dapat memilih UKT secara pas sesuai level ekonomi masing-masing. Tidak dilebihkan, tidak pula dikurangi. Juga tidak perlu ada manipulasi data. ’’Kami akan memvalidasi data camaba ini secara ketat,’’ jelas Huda. Misalnya, pihak UINSA dapat menelusuri rejam jejak ekonomi setiap camaba melalui akun media sosial mereka.