Perayaan Khusus Ratusan Nelayan
Pagi Ini Giliran Tradisi Petik Laut Banjarkemuning
SIDOARJO – Tradisi tahunan petik laut kali ini digelar di Desa Banjarkemuning, Sedati. Hari ini (5/5), mulai pukul 08.00, ratusan perahu warga bergerak bersama menyusuri Sungai Banjarkemuning menuju laut. Perahu-perahu itu bersolek. Warnawarni. Didominasi merah-putih.
Petik laut selalu menjadi pertunjukan yang mengasyikkan. Bukan hanya bagi warga sekitar, melainkan juga masyarakat dari desa lain. Bahkan, tidak sedikit yang datang dari luar kota. Tradisi tersebut seolah menjadi salah satu ikon wisata budaya di Kota Delta.
Menurut M. Zainul Abidin, kepala Desa Banjarkemuning, petik laut merupakan bagian ruwat desa. Rangkaian ruwat desa dimulai kemarin (4/5). Yakni, diawali dengan khataman Alquran setelah salat Subuh. Setelah itu, ada lomba menghias perahu. Peserta merupakan perwakilan dari lima Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan di Banjarkemuning.
Lomba perahu hias baru tahun ini digelar. Dengan tambahan lomba itu, ruwat desa semakin meriah. Tema perahu hias tahun ini adalah cinta bahari. Wajah perahu-perahu itu pun tampak menarik. Hiasannya beragam. Ada yang dipasangi patung hiu dari bambu, buaya, garuda besar, udang besar, dan orang-orangan yang sedang memancing. ’’Ini perayaan khusus untuk nelayan di sini,’’ lanjut pria kelahiran Sidoarjo, 2 September 1976, tersebut.
Para nelayan tidak hanya sangat kreatif dalam menghias perahu. Mereka juga menampilkan beragam kreasi di atas perahu. Ada yang menyanyikan yel-yel dengan seragam ala pelaut. Ada juga yang menampilkan tari jaranan. Penonton pun semakin menikmati suguhan itu. ’’Selain lomba perahu hias, tadi malam (kemarin) ada istighotsah masal di balai desa,’’ ujar Zainul.
Menurut Abdul Alim, ketua panitia kegiatan, sejatinya inti ruwat desa di Banjarkemuning adalah istighotsah. Sebab, ruwat desa merupakan bentuk ikhtiar untuk mencari keberkahan. Yang lain hanya warna-warni dan hiburan sekaligus untuk mempertahankan tradisi. ’’Nah, besok (hari ini) ada petik laut,’’ katanya.
Pada tradisi petik laut, jelas Alim, ratusan perahu akan dihias. Namun, ada pula yang tidak. Bebas. Bergantung pemilik perahu. Namun, mereka biasanya menggantungkan snack dan uang Rp 5 ribu–Rp 10 ribu di depan perahu. Sebelum menuju laut, snack dan uang-uang tersebut dibagikan kepada anak-anak. Semua dari warga, oleh warga, dan untuk warga. Setelah itu, para nelayan berangkat bareng ke laut. Beragam musik dan puji-pujian akan mengiringi.
Penasaran? ’’Monggo, silakan datang ke Banjarkemuning,’’ tutur Alim.